GOSIPGARUT.ID — Rumah makan yang menyajikan masakan padang sudah dua bulan terakhir membuka usahanya di Jalan Purwabakti, Komplek Terminal Cisewu, Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut. Rumah makan yang menyajikan menu masakan serba pedas itu, sejak dibuka tak pernah sepi pembeli.
Maklum saja, rumah makan yang menyajikan menu khas seperti daging rendang, daging cincang, kikil sapi, dan lain-lain itu, merupakan yang pertama hadir di daerah “air seribu”. Jadi, begitu rumah makan tersebut ada, langsung diserbu pembeli. Selama ini, kalau mau mendapatkan masakan padang, warga Cisewu harus pergi ke tempat jauh.
“Paling tidak, daerah paling dekat dari Cisewu yang terdapat rumah makan masakan padangnya adalah Rancabuaya (Garut Selatan) dan Pangalengan (Kabupaten Bandung). Di dua daerah itu keberadaan rumah makan masakan padang lebih dari satu,” kata Eman, warga Kecamatan Cisewu, penyuka masakan padang.
Ia mengaku gembira ketika rumah makan masakan padang hadir di Cisewu. Betapa tidak, masakan pavoritnya tersebut kini ada di kampung sendiri, jadi Eman tak perlu jauh-jauh pergi ke daerah lain jika ingin menikmati masakan padang. “Kebanyakan rumah makan di Cisewu itu kan biasa-biasa saja, umum seperti di rumah sendri dan tidak ada yang khas. Jadi kalau lapar, sudah cukup makan di rumah sendiri saja,” tandas dia, Kamis (24/8/2023).
Makan di rumah makan masakan padang, papar Eman, memiliki kelebihan tersendri. Selain rasa menu masakannya enak dan khas, juga harganya murah. Apalagi di rumah makan masakan padang bernama “Pedo” yang ada di Cisewu itu tempatnya bersih dan pelayannya ramah-ramah.
Sementara itu pengelola rumah makan masakan padang di Cisewu, Nasrulloh, membenarkan bahwa rumah makan yang dikelolanya itu sudah dua bulanan hadir di Cisewu. Pihaknya membuka rumah makan masakan padang di tempat ini, memang merupakan faktor kesengajaan yang sudah dirancang lama, bukan merupakan keinginan yang datang tiba-tiba atau eksperimen (coba-coba).
“Kami sudah lama merencanakan untuk membuka usaha rumah makan masakan padang di pusat kota Kecamatan Cisewu. Pasalnya, kami tahu tempat ini — yang merupakan lintasan Bandung dengan pantai selatan, sangat potensial dipakai tempat usaha. Apalagi jenis usahanya berupa rumah makan masakan padang yang cukup digandrungi banyak orang,” kata dia.
Nasrulloh menuturkan, pihaknya sudah lama bergelut di usaha rumah makan masakan padang. Selain di Cisewu, sebelumnya ia pun sudah membuka usaha serupa di tempat lain di Kabupaten Garut.
“Awalnya sempat terpikirkan untuk membuka rumah makan masakan padang di daerah Bungbulang, Garut Selatan. Tapi karena sesuatu hal, maka memilih membuka di Cisewu terlebih dahulu. Mudah-mudahan setelah di Cisewu, kami bisa membuka rumah makan masakan padang di tempat lain seperti Bungbulang dan Talegong,” ucapnya.
Nasrulloh mengatakan, untuk di Cisewu sendiri, sebenarnya pihaknya membuka rumah makan masakan padang di dua tempat yaitu di Kompleks Terminal Cisewu dan di Kampung Datardilem, dua-duanya berada di lintasan hidup Bandung — pantai selatan Jabar. “Buka antara pukul 08.00 hingga pukul 20.00 WIB,” terangnya.
Menyinggung kata “Pedo” yang dipakai untuk menamai rumah makan masakan padang yang ada di Cisewu, Nasrulloh menjelaskan ingin memberi warna lain yang lebih nyunda walaupun untuk menu masakan yang bukan dari Sunda.
“Ini lain dari yang lain, memberi nama rumah makan masakan padang dengan istilah Sunda. Kata ‘pedo’ dalam bahasa Sunda berarti enak,” pungkasnya. ***