Kuliner

Gula Aren Musang Khas Cisewu, Kini Kesulitan Kayu Bakar

×

Gula Aren Musang Khas Cisewu, Kini Kesulitan Kayu Bakar

Sebarkan artikel ini
Gula aren musang khas Desa Cikarang, Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut. (Foto: Yuyus YS/GosipGarut)

GOSIPGARUT.ID — Potensi alam yang melimpah di Desa Cikarang, Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut, cukup menolong warga sekitar. Mata pencaharian utama warga di desa itu adalah sebagai petani padi. Adapun hasil bumi lainnya, seperti tanaman cengkeh, merica, kapol, dan aren.

“Desa Cikarang ini merupakan penghasil cengkeh dan aren terbesar aset Kecamatan Cisewu,” kata Dedi, Kepala Dusun Utama. “Tapi untuk cengkeh waktu panennya musiman, sementara yang paling dominan itu panen aren. Hampir setiap hari bisa diproduksi.”

Cara pengolahannya pun masih rumahan. Hampir setiap rumah memproduksi gula aren. “Juragan careuh anu melak eta kawung. (Sang Musang lah yang menanam aren itu),” tambah Dedi.

Baca Juga:   Seluas Tiga Hektare Sawah di Cisewu Diserang Hama Wereng

Seorang warga Desa Cikarang sedang memproduksi gula aren musang. (Foto: Yuyus YS/GosipGarut)

Gula aren memang ditanam oleh musang. Menurut warga setempat, kandungan empedu di tubuh musang dapat menghasilkan pohon aren.

Dedi menerangkan, mayoritas warga Desa Cikarang tidak pernah menanam pohon aren, tapi hampir semua warga memiliki pohon aren. Memang pernah ada sebagian warga yang menanamnya sendiri, namun hasil pohon, air, dan gulanya tidak sebaik hasil yang ditanam oleh musang.

Warga merasa keberatan ketika Perhutani memperketat aturannya untuk tidak boleh membuat kayu bakar ke hutan karen sering terjadi longsor. Padahal, kayu bakar bagi para produsen gula aren sangat dibutuhkan.

Baca Juga:   Indomie Versi Indonesia Dianggap Lebih Lezat dan Gurih dari Negara Lain, Ini Alasannya...!

“Mencari kayu bakar ke hutan resikonya cukup berat, karena bisa saja ada hewan liar yang berbahaya,” kata Dedi yang diamini salah seorang warga setempat.

Bagaimana langkah yang akan diambil para pembuat gula aren di Desa Cikarang setelah kayu bakar dari hutan sulit didapatkan?

Seorang warga setempat malah balik merajuk. Cobi Pa manawi milarian solusi atuh, ari abdi nyuluhan gula kunaon? Kangge tuang abdi sareng keluarga timana? (Coba Pak, barangakali bisa mencari solusi, saya memasak gula gimana? Untuk makan saya dan keluarga dari mana?),” ujar dia.

Baca Juga:   Mie Jebew Pangsit Teh Dhemi, Murah Meriah Rasanya Menggoda Lidah

Warga sangat berharap ada solusi terbaik dari pemerintah, setelah memberikan aturan yang memberatkan. Seperti bantuan mesin untuk pengolahan gula aren di Desa Cikarang. Sejauh ini warga masih tetap saja mencari kayu bakar ke hutan walau sudah di larang oleh Perhutani. (Yuyus YS)

Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News, WhatsApp Channel dan Telegram Channel
Konten berbayar berikut adalah iklan platform Recreativ dan MGID. Gosipgarut.id tidak terkait dengan materi konten ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *