GOSIPGARUT.ID — Pemerintah Provunsi (Pemprov) Jawa Barat berencana akan membangun 144 unit sekolah baru. Legislator Maulana Yusuf Erwinsyah mengkritisi proyek pembangunan unit sekolah baru (USB) dalam jumlah tersebut karena belum sesuai dengan kebutuhan riil di lapangan.
“Kalau melihat data daya tampung dan jumlah lulusan SMP, Jawa Barat sebenarnya masih belum membutuhkan tambahan sekolah baru,” kata anggota DPRD Jabar itu, Rabu 9 April 2025.
Dalam Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Disdik Jabar, anggaran sebesar Rp24,66 miliar dialokasikan dari APBD Murni 2025 untuk pembangunan 11 USB, dengan rata-rata anggaran Rp2,24 miliar per sekolah.
Selain itu, terdapat tambahan alokasi Rp841,7 miliar dari hasil efisiensi anggaran 2025 untuk membangun 133 USB tambahan dan memperbaiki 4.726 ruang kelas.
Menurut Maulana, jika mengacu pada satuan biaya pembangunan USB yang mencapai Rp2,24 miliar per unit, maka dari total Rp841,7 miliar tersebut, sekitar Rp543,4 miliar dialokasikan untuk perbaikan kelas, dengan rata-rata Rp114,9 juta per titik.
Ia mempertanyakan urgensi pembangunan 144 sekolah baru tersebut.
“Data dari Disdik sendiri menunjukkan daya tampung sekolah tingkat atas di Jawa Barat mencapai 960.348 kursi, sementara lulusan SMP pada 2024 hanya 764.138 siswa. Artinya, ada surplus daya tampung sekitar 25,69 persen,” tegas Maulana.
Ia menyebut, pembangunan USB hanya relevan jika ditujukan untuk mengisi kecamatan yang belum memiliki SMA atau SMK.
Namun, dari total 627 kecamatan di Jawa Barat, hanya 128 kecamatan yang belum memiliki sekolah negeri jenjang menengah atas. Bahkan, hanya 14 kecamatan yang benar-benar tidak memiliki SMA atau SMK, baik negeri maupun swasta.
“Kalau kebutuhan hanya 128 titik, kenapa justru dibangun 144 USB? Ini perlu ditinjau ulang agar tidak terjadi pemborosan,” ujar Maulana. (IK)