GOSIPGARUT.ID — Wakil Bupati Putri Karlina, bertekad mengembangkan objek wisata Talaga Bodas yang berlokasi di Kecamatan Wanaraja, Kabupaten Garut. Ia menegaskan pentingnya menjadikan Talaga Bodas sebagai destinasi wisata unggulan yang nyaman dan aman bagi pengunjung.
“Kami berkomitmen untuk mengarahkan
Talaga Bodas sebagai destinasi wisata yang dikelola secara profesional, berkelanjutan, dan membanggakan,” ujarnya.
Putri Karlina menyebut bahwa kenyamanan tidak hanya soal infrastruktur dan kebersihan, tetapi juga bebas dari praktik pungutan liar (pungli) dari warga lokal yang kerap membuat wisatawan enggan kembali.
“Bahwa membenahi perilaku dan pola pikir masyarakat sekitar jauh lebih sulit dibanding menghadapi gangguan eksternal,” tandas dia.
Oleh karena itu, Putri Karlina meminta semua
pihak untuk benar-benar memperhatikan peran warga dalam menciptakan lingkungan wisata yang tertib dan ramah.
Wisata alam yang menyajikan pemandangan indah
Talaga Bodas Garut menjadi salah satu destinasi wisata populer di Jawa Barat. Wisata ini merupakan wisata alam yang menyajikan pemandangan indah bagi para pengunjungnya.
Talaga Bodas termasuk perpaduan dari wisata pegunungan, bukit, dan danau. Ketiganya bisa dinikmati pemandangannya dalam satu kawasan wisata. Tempat wisata ini bisa menjadi destinasi berlibur yang cocok untuk melepas stres.
Setiap tempat wisata selalu menyimpan sejarah yang seru untuk diketahui, tak terkecuali Talaga Bodas. Destinasi berlibur ini menyimpan sejarah yang tak terduga.
Awalnya, tempat ini bukanlah tempat wisata yang populer di masyarakat Garut dan sekitarnya. Telaga Bodas adalah kawah yang terdapat di atas ketinggian 1512 mdpl di Gunung Talaga Bodas, yang menjadi salah satu gunung tertinggi di Garut.
Tempat ini terbentuk dari lava andesit dan proklastik serta letusan Gunung Galunggung. Di dekat kawah ini, terdapat sebuah perkampungan yang dulunya bernama Kampung Papandak.
Pada sekitar tahun 1932, ada seorang fotografer dari Belanda keturunan Jerman yang lahir di Kediri, Jawa Timur. Fotografer tersebut bernama Margarethe Mathilde Weissenborn.
Dirinya lebih dikenal dengan nama Thilly Weissenborn. Saat sedang berburu foto, ia datang berkunjung ke kawasan kawah tersebut dan mengambil foto pemandangan di sekitar.
Hasil jepretan fotonya diabadikan dalam sebuah kartu pos pada tahun yang sama. Setelah muncul sebagai gambar dalam kartu pos, orang-orang Eropa yang melihatnya mulai tertarik dengan pemandangan Talaga Bodas.
Mereka pun bertanya-tanya perihal di mana lokasi dari daerah tersebut. Berhubung masyarakat Eropa sangat tertarik dengan kawah yang ada di dalam kartu pos, maka banyak wisatawan asing yang mulai berdatangan ke Talaga Bodas.
Padahal, saat itu Talaga Bodas bukanlah kawasan wisata. Kepopuleran dari Talaga Bodas terdengar oleh pemerintah Belanda yang pada saat itu masih menjajah Indonesia.
Seorang Gubernur Jenderal Hindia Belanda pun akhirnya pada 4 Februari 1924 menetapkan Talaga Bodas Garut sebagai salah satu objek wisata.
Talaga Bodas sempat menurun popularitasnya di tahun 1935 dikarenakan terbakarnya Kampung Papandak sehingga wisatawan mancanegara enggan datang ke sana.
Tapi di tahun 1970-an, tempat ini kembali lagi ramai oleh para wisatawan, terutama wisatawan lokal.
Talaga Bodas dalam bahasa Sunda memiliki arti ‘talaga’ yang bermakna kolam. Sedangkan ‘bodas’ memiliki artian putih. Jadi secara keseluruhan, Telaga Bodas memiliki arti talaga putih. ***
Coba ditelusuri masalah kepemilikannya, kalau nggak salah Talaga Bodas itu masih dikuasai oleh BKSDA, Instansi Vertikal dari Kemenhut, sehingga kalau pun dikembangkan harus jelas dulu nantinya Pendapatannya akan masuk kemana ; Kemenhut (PNBP) atau ke PAD Kab.Garut ?