SEJARAH bukan sekadar jejak peristiwa di masa lampau, melainkan panduan yang mengarahkan langkah masa kini menuju masa depan. Dalam konteks Garut, sejarah tidak hanya menjadi catatan tokoh dan peristiwa, tetapi juga warisan nilai yang mengakar kuat dalam kehidupan masyarakatnya.
Warisan ini membentuk cara berpikir, bertindak, dan bermimpi tentang masa depan yang lebih baik.
Garut memiliki sejarah yang kaya dengan tokoh-tokoh besar seperti Raden Adipati Aria Adiwijaya, bupati pertama yang tidak hanya menjadi pemimpin administratif, tetapi juga simbol identitas dan persatuan.
Sebagai keturunan Prabu Siliwangi dengan akar Kesultanan Cirebon dan Banten, RAA Adiwijaya membawa filosofi kepemimpinan yang berbasis pada integritas, keberanian, dan kearifan lokal. Sosok ini mewakili cita-cita Garut sebagai wilayah yang tidak hanya makmur secara fisik, tetapi juga kaya secara budaya dan spiritual.
Selain itu, nama seperti Prof. KH. Anwar Musaddad menegaskan posisi Garut sebagai pusat religiositas dan pendidikan. Pemikiran beliau membentuk pondasi intelektual yang hingga kini terus berdenyut dalam kehidupan masyarakat Garut.
Warisan kedua tokoh ini menjadi bukti bahwa kepemimpinan besar tidak hanya datang dari visi, tetapi juga dari kemampuan merawat nilai-nilai luhur yang menjadi ciri khas kepemimpinan mereka.
Di era modern, semangat tokoh-tokoh besar Garut diterjemahkan ke dalam kepemimpinan kontemporer melalui figur seperti Dr. Ir. Abdusy Syakur Amin, M.Eng., IPU dan drg. Lutfianisa Putri Karlina, MBA. Keduanya tidak hanya membawa hubungan biologis dengan para pendahulu, tetapi juga komitmen untuk menghidupkan nilai-nilai kepemimpinan yang relevan dengan tantangan zaman.