GOSIPGARUT.ID — Sekolah tatap muka di Kabupaten Garut masih belum dipastikan dibuka pada Januari 2021. Meski Kemendikbud sudah memberi lampu hijau ke setiap daerah untuk melaksanakan sekolah tatap muka.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Totong, menyebut masih ada ketakutan untuk melaksanakan sekolah tatap muka. Apalagi tren kasus Covid-19 di Garut terus mengalami peningkatan.
“Harus hati-hati untuk menentukan sekolah tatap muka ini. Yang jadi pertimbangannya tren (Covid-19) masih naik. Bagaimana kalau terjadi outbreak, itu kami khawatirkan,” ucap Totong, Senin (23/11/2020).
Jika sekolah tatap muka dilakukan, setidaknya ada 600 ribu siswa yang akan masuk sekolah. Pihaknya tak ingin muncul klaster baru dari sekolah. Maka perlu ada pertimbangan yang matang untuk membuka sekolah.
“Kalau 1 persennya saja (bisa terpapar virus) maka akan ada enam ribu orang. Makanya masih dipertimbangkan,” katanya.
Totong menambahkan, bupati telah meminta agar sekolah tatap muka dibuka setelah ada vaksi virus corona. Minimal dengan pemberian vaksin bisa menjaga imunitas tubus.
“Kami cenderung menunggu (sekolah tatap muka) setelah adanya vaksin. Kalau Januari sudah ada vaksin, tak apa-apa sekolah dimulai,” ucapnya.
Totong menjamin sekolah bisa melakukan sterilisasi. Namun yang jadi masalah, para siswa bisa saja terpapar virus saat akan berangkat sekolah. Mereka harus menggunakan angkutan umum dan berkerumun.
“Ketika anak berangkat ke sekolah naik angkot, berkurumun tidak tahu latar belakangnya dari mana, itu yang dikhawatirkan muncul klaster sekolah,” katanya.
Totong tak menentang kebijakan yang dibuat Kemendikbud untuk membuka sekolah. Namun yang diutamakan pihaknya saat ini ada kesehatan dan keselamatan siswa, guru, dan orang tua yang harus dijaga.
“Prioritas utama kalau sudah ada vaksin baru akan dibuka. Kalau SMA/SMK atau perguruan tinggi mau dibuka silakan. Beda sama anak SD dan SMP yang harus dibimbing guru agar patuh ke protokol kesehatan. Makanya belum berani untuk buka sekolah,” ujarnya. (Trbn)