GOSIPGARUT.ID — Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memilih fokus bekerja membangun daerah ketimbang sibuk menanggapi kritik yang menyebut dirinya lebih cocok disebut sebagai content creator ketimbang kepala daerah.
“Tidak perlu marah atau emosional ketika ada yang mengatakan saya lebih sebagai content creator,” ujar Dedi Mulyadi, Rabu (5/11/2025). “Karena kemampuan mengelola media sosial justru memberikan manfaat bagi warga Jawa Barat.”
Dedi, yang akrab disapa KDM, menilai keaktifannya di media sosial bukan sekadar pencitraan, tetapi strategi komunikasi publik yang efisien. Menurutnya, dengan memanfaatkan media sosial, Pemprov Jabar tak perlu lagi menghabiskan anggaran besar untuk membayar buzzer, influencer, atau kerja sama media.
“Akhirnya uang itu bisa digunakan untuk kepentingan masyarakat,” tegasnya.
KDM mencontohkan, efisiensi anggaran tersebut dialihkan untuk program nyata, seperti pembangunan jalan sepanjang 664 kilometer, pemasangan 14.259 unit penerangan jalan umum (PJU), serta normalisasi sungai sepanjang hampir 14 kilometer sepanjang tahun 2025.
Selain itu, KDM menyebut tahun ini Pemprov Jabar telah menyalurkan 100 ribu sambungan listrik gratis bagi warga miskin, memperbaiki 1.270 rumah tidak layak huni, membangun 12 sekolah baru, dan memperbaiki 764 ruang kelas di berbagai daerah.
Tak berhenti di sana, Pemprov Jabar juga memberikan asuransi bagi hampir 1 juta warga, menangani 1.500 pengaduan masyarakat, serta memberikan beasiswa berupa pakaian dan biaya sekolah gratis untuk 3.500 anak.
Menurut KDM, capaian tersebut adalah hasil kerja kolektif jajaran Pemprov Jabar yang fokus pada kesejahteraan rakyat. Ia menegaskan, kritik adalah bagian dari dinamika yang justru harus diterima dengan lapang dada.
“Kita anggap berbagai sindiran, nyinyiran, dan otokritik itu sebagai obat agar kita tidak jumawa, tetap mawas diri, dan konsisten memperjuangkan kepentingan rakyat Jawa Barat,” ujar Dedi menutup pernyataannya.
Pernyataan tersebut disampaikan KDM usai hasil survei Index Politica pada 1–10 Oktober 2025 menunjukkan dirinya berada di peringkat keempat tokoh politik paling diingat publik dengan 5,12 persen. Ia berada di bawah Prabowo Subianto (37,12 persen), Joko Widodo (24,25 persen), dan Menteri Keuangan Purbaya (19,45 persen).
Sementara dalam survei elektabilitas calon presiden 2029, KDM menempati posisi ketujuh dengan 2,5 persen suara—di bawah Prabowo, Purbaya, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Agus Harimurti, dan Gibran Rakabuming.
Meski demikian, KDM tampak tak ambil pusing dengan hasil survei maupun kritik yang beredar. Ia menegaskan, fokus utamanya tetap satu: membangun Jawa Barat dengan cara yang kreatif dan bermanfaat bagi rakyat. (Yan AS)

.png)











