SEKALIPUN petani di negeri ini, jarang melakukan protes atas berbagai kebijakan yang meminggirkannya dari pentas pembangunan, namun tidak ada salahnya bila kita mencoba untuk memahami apa sesungguhnya yang jadi aspirasi petani di tengah hiruk pikuknya pembangunan. Suara petani perlu dipahami agar kita tidak salah dalam merumuskan perencanaan yang akan dilakukan.
Pemerintan sendiri telah menetapkan terjelmanya Indonesia Emas Tahun 2045. Momen ini sangat penting, karena hal itu berbarengan dengan peringatan 100 tahun Indonesia Merdeka. Persoalannya adalah apa sebetulnya yang diharapkan saat Indonesia Emas tersebut? Apakah cukup dengan menyiapkan kegiatan yang sifatnya seremoni atau ada hal lain yang lebih substantif?
Indonesia Emas 2045 adalah momentum terbaik bagi segenap komponen bangsa untuk memberi kado istimewa ulang tahun satu abad bangsa ini menikmati kemerdekaan. Indonesia Emas 2045 merupakan saat yang paling pas untuk mempertontonkan kepada segenap warga dunia, tentang keperkasaan bangsa kita dalam mengelola bangsa dan negara.
Dari sekian banyak komponen bangsa, kaum tani terekam hidup masih memprihatinkan. Kaum tani sendiri, khususnya petani berlahan sempit, sepertinya cukup kesulitan untuk membebaskan diri dari cengkraman kemiskinan yang menderanya. Bagi sebagian besar mereka, melakoni kehidupan di Tanah Merdeka ini, hanyalah sekedar menyambung nyawa.
Namun begitu, kita harus selalu ingat, kaum tani di negeri ini, memiliki hak untuk hidup sejahtera. Sebagai anak bangsa yang merdeka, mereka pun pantas untuk merasakan bagaimana nikmatnya kemerdekaan. Lalu, bagaimana cara terbaik agar kaum tani pun tampil sebagai penikmat pembangunan? Jawabannya tegas, Pemerintahlah yang berkewajiban untuk mewujudkannya.
Setuju bro