GOSIPGARUT.ID — Dinas Bina Marga Penataan Ruang (BMPR) Provinsi Jawa Barat memunyai kiat tersendiri dalam menyikapi menyusutnya alokasi anggaran untuk peningkatan dan pemeliharaan jalan di tahun 2024. Yaitu melalui pemeliharaan rutin secara massif.
Dengan begitu, menurut Kepala Dinas (Kadis) BMPR Provinsi Jabar Bambang Tirtoyuliono, mudik lebaran pada April 2024 mendatang, jalan bisa mulus.
“Iya kita ada penurunan anggaran tahun ini. Pilihan kita bagaimana melakukan skala prioritas perbaikan jalan dengan anggaran yang ada, karena alokasi anggaran dari APBD 2024 telat cair,” ujarnya.
Bambang menuturkan, anggaran yang disiapkan sekitar Rp600 miliar untuk memulihkan 230,98 kilometer (km) dan revitalisasi lima jembatan telat cair, maka hingga kini belum ada satu vendor pun yang telah menerima kontrak kerja.
Sehingga, besar kemungkinan kata Bambang pada saat lebaran nanti kondisi jalan tidak akan maksimal dalam melayani mobilitas masyarakat yang melakukan mudik, menggunakan jalan milik provinsi.
“Lebaran tak akan kekejar, karena sampai sekarang masih dalam proses kontrak, sehingga bisa dikatakan kalau ada keterlambatan dalam penetapan APBD Provinsi,” terangnya.
Kondisi ini sangat berbeda dengan tahun 2023, saat itu penetapan APBD tepat waktu dan bulan Februari sudah dapat terkontrak. Sehingga memasuki lebaran masih dapat terkejar pekerjaan, bahkan ada yang selesai sebelum lebaran penanganannya.
“Kalau tahun 2024 ini saya agak pesimis,” tambah Bambang yang juga selaku Pj Walikota Bandung ini.
Namun, kendati demikian dia memastikan akan tetap berupaya semaksimal mungkin agar proses anggaran dan pelelangan lancar, dan yang pastinya mengupayakan melalui pemeliharaan rutin secara masif, agar pengguna jalan tidak terganggu.
“Jadi sapu lobang akan kita tekankan lagi intensifkan kepada teman-teman yang ada di UPTD secara masif agar dilakukan pemeliharaan secara rutin,” tegas Bambang.
Masih menurut dia, sejatinya ada 2.362 kilometer jalan di Jabar yang butuh penangan peningkatan. Meski secara keseluruhan kemantapan jalan provinsi sudah di angka 83 persen, tetapi umur teknisnya hanya 63 persen. (Tomril)