GOSIPGARUT.ID — Hasil dari Rapid Health Assessment (RHA) menunjukkan dugaan kejadian keracunan makanan di Puskesmas Cilawu, Kabupaten Garut, hingga Rabu (11 Oktober 2023), sebanyak 41 orang diduga mengalami keracunan setelah mengonsumsi sate jebred. Dari jumlah tersebut, 97.6 % mengalami gejala diare, sementara 82.9 % mengalami demam.
Demikian diungkapkan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Asep Surachman, kepada wartawan, Rabu (11/10/2023).
Ia menambahkan, berdasarkan data asal domisili, 32 orang berasal dari Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, dan 9 orang lainnya berasal dari Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya. Para pasien saat ini menjalani perawatan di tiga fasilitas kesehatan, yakni Puskesmas Cilawu, Puskesmas Bojongloa, dan Klinik Cihideung.
Asep menyebutkan, jika epidemiologi menurut umur, pasien dugaan keracunan pangan paling banyak dialami oleh kelompok usia 26-35 tahun atau 31.71%. Sementara populasi rentan terdapat pada kelompok lansia sebanyak 2 orang atau sekitar 7.41% dan balita sebanyak 3 orang atau sekitar 7.32%.
“Kondisi terakhir pada tanggal 10 Oktober 2023 pukul 12.00 WIB untuk pasien yang berasal dari Kabupaten Garut didapatkan 6 orang rawat inap, 1 orang meninggal dunia, dan 25 orang rawat jalan observasi,” ucapnya.
Dalam konteks gambaran umum periode Kejadian Luar Biasa (KLB) dan masa inkubasi racun, Asep mengatakan bahwa kasus pertama muncul pada tanggal 8 Oktober 2023 pukul 12.00 WIB, sedangkan kasus terakhir dilaporkan pada tanggal 9 Oktober pukul 12.00 WIB.