PLTP Pertama di Indonesia ini berkomitmen untuk tidak mengesampingkan aspek pencapaian kinerjanya. Terbukti hingga Juli 2019, Kamojang POMU telah menunjukan kinerja baik dengan dibuktikannya pencapaian EAF (Equivalent Availability Factor) dan EFOR (Equivalent Force Outage Rate) sampai dengan Juli 2019 berada di angka 96,44 dan 0,68.
Selain pencapaian itu, Kamojang POMU juga telah memenangkan beberapa penghargaan dalam bidang Lingkungan maupun CSR. Adapun yang baru saja diterima di tahun 2019 adalah Penghargaan Proper Emas yang diterima dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan penghargaan Mitra Pembangunan Jawa Barat Program CSR / PKBL dari Gubernur Jawa Barat.
“Sistem tata kelola yang baik dan selalu mengedepankan dan memperhatikan aspek keselamatan dan Lingkungan sebagai salah satu kunci prestasi PLTP Kamojang,” tutur Hanafi.
Sebagai bagian dari tata kelola perusahaan yang baik, Indonesia Power Kamojang POMU melakukan Program Tanggung Jawab Sosial atau lebih sering dikenal dengan Program CSR (corporate social responsibility).
Di antaranya adalah budidaya tanaman kopi pelag yang ditanam di kaki Gunung Papandayan oleh mitra binaan sebagai tanaman penyangga untuk mencegah longsor di daerah pegunungan dan sebagai area tangkapan air yang fungsinya sebagai natural recharge sumber uap panas bumi.
Selain itu Kamojang POMU juga melakukan pemberdayaan pada nelayan ikan di Situ Bagendit yang merupakan area obyek wisata di wilayah Garut untuk membudidayakan ikan nila dan juga mengolahnya menjadi produk camilan bernama Laux Leutix. Kamojang POMU juga melakukan program penanaman 1000 pohon dalam periode hingga 2021 untuk mengurangi emisi CO2. (Sndn)