Budaya

Dua Film dari Jawa Barat Terpilih Sebagai yang Terbaik dalam Fesbul, Ada “Realita Merajut Cita”

×

Dua Film dari Jawa Barat Terpilih Sebagai yang Terbaik dalam Fesbul, Ada “Realita Merajut Cita”

Sebarkan artikel ini
Dua film terbaik unggulan dari Jawa Barat versi Fesbul.

GOSIPGARUT.ID — Dua film dari Jawa Barat lolos sebagai film terbaik dalam Festival Film Bulanan (Fesbul). Kedua film tersebut yakni “Last Voice for Lost Light” dan “Realita Merajut Cita”, dianggap terbaik lantaran sajian narasi yang memikat dan cerita yang luar biasa.

“Isu yang diangkat dalam film-film ini sangat beragam. Khususnya, keberanian untuk mengeksplorasi hal yang jarang dibicarakan menjadi poin penting dalam penilaian kami. Terlebih lagi, film dokumenter yang terasa lebih menarik, mungkin karena isu yang ditampilkan jarang terlihat,” kata John Badalu, salah satu kurator Fesbul dalam keterangannya, Minggu (31/3/2024).

Baca Juga:   Studi Banding ke Yogyakarta Buka Wawasan Mahasiswa Pascasarjana IPI Garut

Ia menyampaikan, dua film yang terpilih sebagai Official Selection Lokus 2 Fesbul 2024 tersebut telah melalui kompetisi yang diikuti oleh 78 film, berikut detail keduanya:

1. Last Voice for Lost Light
Sutradara: Yudis Maulana
Produser: Rendra Fatimah Azzahra
Genre: Fiksi
Rumah Produksi: Crazed Films & Sebs Sine Club
Asal Kota: Bandung

Baca Juga:   Selain UN, Siswa Sekolah Kejuaruan di Garut Juga Ikuti UKK

Film pendek berdurasi 10 menit ini menceritakan tentang momen pasangan suami istri, Sarip dan Susan, yang harus kehilangan anak pertama dan cucu pertama mereka karena keterlambatan Sarip dalam mendampingi istrinya melahirkan.

2. Realita Merajut Cita
Sutradara: Rasyiqa Athaya Kuswara
Produser: Muhammad Zharfan
Genre: Dokumenter
Rumah Produksi: Prodi Film & Televisi UPI
Asal Kota: Bandung

Film dokumenter ini mengangkat kisah inspiratif dari Yayasan Sekolah Belajar Merah Putih di Cilincing, Jakarta Utara.

Baca Juga:   Di Garut, Kemendikbud Sosialisasikan Nilai Budaya Bangsa Melalui Tayangan Film

Bunda Dessy dan staf sekolahnya berjuang untuk mempertahankan eksistensi sekolah non formal ini, meskipun menghadapi stigma masyarakat dan penolakan dari pemerintah. Kedua film ini mendapat apresiasi yang tinggi atas keberanian mereka dalam mengangkat isu-isu yang jarang terjamah dan menantang naratif yang umum.


Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News, WhatsApp Channel dan Telegram Channel
Konten berbayar berikut adalah iklan platform Recreativ, Mixadvert, dan MGID. Gosipgarut.id tidak terkait dengan materi konten ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *