GOSIPGARUT.ID — Nyaris tiada hari tanpa senyum manis, tanpa kehangatan dan canda tawa, meski hari- harinya disibukkan dengan berbagai aktivitas mulai dari mengawal, mendampingi dan mengikuti setiap kasus kekerasan terhadap anak.
Tidak hanya itu, ia pun menjadi nara sumber dalam berbagai acara di tingkat daerah dan nasional, serta tak segan mendampingi anak korban kekerasan untuk mendengarkan keluh kesah mereka.
Sosoknya humble, senyum manisnya tidak hanya menjadi daya tarik ibu- ibu dan remaja putri, namun menjadi kerinduan bagi anak-anak yang sudah menganggap sebagai bapak, om, dan kakak bagi semuanya.
Itulah Ato Rinanto, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAID) Tasikmalaya yang juga Ketua Forum KPAID Jawa Barat.
Kiprah dia di KPAID tidak diragukan lagi, Ato diusulkan untuk menjadi Ketua KPAI Pusat namun karena keputusan anaknya yang menolak ayahnya menjadi Ketua KPAI Pusat dengan alasan akan banyak menyita waktu, Ato memilih kembali menjadi Ketua KPAID Tasikmalaya dan Ketua Forum KPAI Jawa Barat.
Berkat totalitasnya dalam mendampingi anak-anak korban kekerasan, sudah ribuan anak-anak yang berhasil diselamatkan masa depannya.
Berdasarkan pengalaman GOSIPGARUT.ID beberapa kali mendampingi Ketua KPAID Tasikmalaya dan seluruh tim dalam penanganan kasus yang korbannya dari Garut.
Saat itu Ato Rinanto dan seluruh tim di KPAID Tasikmalaya mendampingi korban kekerasan Heri Wirawan beberapa saat lalu. Beberapa korban nyaris depresi karena tekanan berbagai faktor, korban jika dibiarkan ada kecenderungan depresi, hilang ingatan, bahkan bisa terancam bunuh diri.
Namun berkat kesigapan tim dari KPAID Tasikmalaya, korban tersebut akhirnya bisa diselamatkan dan kembali ceria serta semangat meneruskan sekolah.
Kasus lainya, seorang anak dari Garut menjadi korban di sebuah yayasan milik pesantren ternama di Kabupaten Tasikmalaya. Usai menerima laporan, Ato Rinanto dan seluruh tim bergerak cepat hingga anak bisa dibebaskan dari tuntutan hukum.
Bahkan, Ato tak segan menutup izin yayasan tersebut meski diketahui milik sebuah pesantren ternama.
Ato Rinanto pun berpesan kepada seluruh orang tua agar selalu lekat dengan anak-anaknya. Pemicu anak melakukan kekerasan bisa dari lingkungan, pergaulan anak tersebut, dan media sosial.
“Kita tidak cukup dekat dengan anak tetapi juga harus dekat agar anak merasakan kehadiran orang tuanya di saat tumbuh kembangnya, dan juga setiap anak baik korban atau pelaku tetap harus terpenuhi hak-haknya seperti hak pendidikan, hak bermain dan hak tumbuh kembangnya,”. pesan dia. (Ai Karnengsih)