GOSIPGARUT.ID — Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM mengingatkan potensi bencana yang kerap mengintai selama musim penghujan terutama longsor yang tak jarang memakan korban jiwa.
“Bencana geologis itu sifatnya berulang, karena wilayah yang berada dalam zona merah misalnya, itu harus benar-benar mewaspadainya karena tak menutup kemungkinan aktif kembali,” kata Kepala PVMBG, Kasbani, Sabtu (30/11/2019).
Karena itu, pihaknya tak bosan untuk kembali mengingatkan masyarakat yang tinggal di kawasan perbukitan, terutama di alur lembah. Terlebih, memasuki bulan Desember, intensitas curah hujan cenderung meninggi. Sehingga harus benar-benar diantisipasi dampaknya.
“Tanah longsor umumnya, faktor penentu utamanya adalah curah hujan. Untuk itu, masyarakat perlu untuk melihat kembali lingkungannya terutama titik-titik yang dianggap berpotensi membahayakan seperti adanya retakan,” jelasnya.
Ditegaskan, potensi bencana tersebut tak dapat dihilangkan. Apalagi terdapat kecenderungan mobilitas penduduk dalam membangun tempat tinggalnya yang tak memperhatikan kaidah-kaidah keamanan bangunan dan daya dukung lingkungan.
“Potensi bahaya itu tak bisa dihapus, paling dikurangi, sehingga kuncinya adalah penguatan kapasitas masyarakat, terutama kemampuan dalam memitigasi dan kesigapan memperhatikan lingkungan sekitar seperti kondisi drainasenya,” kata Kasbani.
Secara rutin, katanya, pihaknya mengirimkan peta yang memuat potensi kebencanaan ke daerah-daerah. Hal ini menjadi bagian peringatan yang diberikan kepada mereka untuk bersikap waspada. Seperti Jabar, misalnya, sudah harus siap siaga terutama untuk wilayah tengah dan selatan atas potensi tanah longsor. Di antaranya Bogor, Sukabumi, Cianjur, hingga Garut. (SM/Gun)