GOSIPGARUT.ID — Sebagai wujud tridharma perguruan tinggi, peserta KKN Tematik Universitas Garut yang terdiri dari Fakultas Komunikasi dan Informasi, Fakultas Pertanian dan Fakultas Ekonomi yang berada di Desa Sukatani, Kecamatan Cilawu, menggelar acara sosialisasi tentang literasi lingkungan alam berbasis komunikasi.
Hadir sebagai narasumber pada acara yang digelar Rabu (15/01/2021) tersebut, adalah Dr. Zikri Fachrul Nurhadi, M.Si. Dipandu oleh ketua panitia pelaksana acara, Shandi Nugraha.
Hadir pula dalam acara tersebut para ketua RW, RT, tokoh masyarakat, mahasiswa, serta sesepuh budaya di desa setempat.
“Jumlah peserta ada 30 orang, karena dilakukan pembatasan untuk menghindari kerumunan. Acara sosialisasi ini kami gelar di perkebunan teh Dayeuh Manggung,” ujar Shandi.
Sementara narasumber, Dr Zikri menuturkan, situasi pandemi Covid-19 menjadi momen di mana manusia untuk senantiasa mampu beradaptasi dengan keadaan, seperti halnya kemampuan adaptasi dengan lingkungan.
Menurutnya, literasi sangatlah penting untuk disosialisasikan, dalam hal ini literasi lingkungan.
“Dalam perspektif ilmu komunikasi, literasi lingkungan mengandung makna bahwa sebagai mahkluk sosial, hidup bukan hanya dengan manusia saja. Tetapi perlunya komunikasi yang dilakukan dengan non-human communication, salah satu di antaranya dengan lingkungan alam sekitar,” ujar Zikri.
Seperti di Desa Sukatani, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, memiliki potensi yang sangat memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat lokal. Salah satunya perkebunan teh, jeruk, dan alpukat dalam ratusan hektar.
Zikri menuturkan, komunikasi lingkungan menurut Robert Cox dalam bukunya “Environmental Communication and The Public Sphere”, merupakan sarana pragmatis dan konstitutif untuk memberikan pemahaman mengenai lingkungan kepada masyarakat, seperti halnya hubungan kita dengan alam semesta.
“Literasi dan komunikasi lingkungan dapat kita gunakan untuk membangun kesepahaman mengenai permasalahan lingkungan (Cox, 2010:20),” ujar dia.
“Literasi dan komunikasi menjadi hal yang penting untuk memunculkan isu-isu maupun solusi/inovasi yang ditawarkan agar dapat muncul ke permukaan sehingga diketahui oleh masyarakat,” tambah Zikri.
Sehingga, kata dia, peran komunikasi lingkungan dapat menyampaikan kepada masyarakat berbagai regulasi yang dibuat pemerintah tentang lingkungan.
Contohnya, lanjut Zikri, salah satu peraturan yang dibuat pemerintah yaitu, PP No. 7 tahun 1999 tentang pengawetan jenis tumbuhan dan satwa. Edukasi tentang PP tersebut perlu dilakukan oleh ahli komunikasi lingkungan maupun aktivis lingkungan.
(Yuyus)