GOSIPGARUT.ID — Dari sekitar 205 ribu lansia yang ada di Kabupaten Garut, diketahui baru 2 persennya saja yang hingga saat ini sudah menjalani vaksinasi. Sedikitnya jumlah lansia yang mendapatkan vaksinasi, terjadi karena fokus pelaksanaannya baru dilaksanakan setelah lebaran.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Asep Surachman mengatakan bahwa pihaknya menerima instruksi vaksinasi lansia menjelang lebaran. Saat itu, pihaknya sedang fokus melaksanakan vaksinasi terhadap pelayan publik.
Setelah menerima instruksi itu, diungkapkan Asep, pihaknya langsung berdiskusi dengan para petugas di sejumlah Puskesmas. “Saat itu diketahui ternyata ada lansia yang keberatan menerima vaksinasi di bulan puasa karena berkaitan dengan keyakinan,” ungkapnya.
Menurut Asep, meski Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah memfatwakan bahwa vaksinasi tidak membatalkan puasa, pihaknya tidak bisa memaksa mereka divaksinasi. Jika dipaksakan, ia khawatir malah akan menjadi preseden buruk.
“Jadinya vaksinasi kepada lansia baru mulai efektif dilakukan setelah Lebaran. Selama Ramadhan, petugas memvaksinasi lansia dari kalangan non-Muslim yang notabene jumlahnya tak banyak. Baru setelah Lebaran, vaksinasi kepada lansia baru difokuskan. Jadi tidak fair kalau vaksinasi kepada lansia di Garut dibandingkan dengan kabupaten/kota lain,” jelasnya.
Kabupaten Garut, menurut Asep, melakukan vaksinasi lansia di fase dua, sedangkan wilayah lainnya seperti Bandung Raya yang lebih dulu melaksanakan. Kondisi tersebut pun kemudian ditambah dengan kendala lambatnya distribusi vaksin ke Garut sehingga kegiatannya makin lambat.