GOSIPGARUT.ID — Aktivitas Kepala Desa (Kades) Cisewu, Cecep Supriadi, selalu jadi sorotan warganya setelah krisis politik terjadi di desa itu. Kabar terakhir yang menjadi pusat perhatian masyarakat adalah penyegelan kantor desa yang diduga dilakukan oleh warga yang kecewa oleh ulah kades yang dianggap merugikan kepentingan warga.
Aksi penyegelan kantor Desa Cisewu itu berlangsung pada Senin pagi (21/10/2024). Sebelumnya, Jumat (18/10/2024), Kades Cecep Supriadi dikabarkan meninggalkan ruangan (walkout) saat dilangsungkannya musyawarah desa (musdes) penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPD) tahun 2025 dan review Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMD).
“Kades Cecep Supriadi melakukan walkout ketika diminta mengundurkan diri oleh peserta musdes kalau tidak segera merealisasikan dana desa (DD) tahap dua dan alokasi dana desa (ADD) bulan September-Oktober 2024 yang masih dikuasainya. Setelah peristiwa tersebut Kades Cecep tak diketahui kabarnya entah di mana,” jelas salah seorang peserta musdes.
Begitu pun saat terjadi penyegelan kantor desa pada Senin pagi (21/10/2024). Ketika semua perangkat desa, unsur Forkopimcam yang dipimpin Camat Cisewu — Hery, dan sejumlah warga berkumpul di kantor desa untuk memastikan bahwa pelayanan desa tidak sampai terganggu oleh adanya aksi penyegelan kantor itu, justru Kades Cecep Supriadi tidak tampak batang hidungnya.
“Setelah peristiwa meninggalkan arena musdes, Pak Kades sempat menghubungi saya lewat telepon, tetapi selanjutnya kembali sulit dihubungi,” ujar Sekretaris Desa (Sekdes) Cisewu, Beben Sopandi, saat bertemu dengan GOSIPGARUT.ID di halaman kantor Desa Cisewu, Senin pagi (21/10/2024).