GOSIPGARUT.ID — Kantor Desa Cisewu, Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut, tiba-tiba disegel warga pada Senin (21/10/2024) pagi. Tiga akses masuk ke kantor yang berlokasi di Kompleks Lemahluhur itu dipasangi spanduk berukuran 2×1 meter dan bertulisan “Kantor Desa Ini Disegel Oleh Warga Cisewu”.
Diduga, pelaku penyegelan adalah warga Desa Cisewu yang merasa kecewa dengan ulah Kades Cecep Supriadi yang dianggap merugikan dan menghianati kepercayaan warga selama ini, sehingga memunculkan usulan pencopotan jabatan kades dari BPD Cisewu kepada Bupati Garut.
Dari pantauan GOSIPGARUT.ID di lokasi, selain spanduk bertuliskan “Kantor Desa Ini Disegel Oleh Warga Cisewu” yang dipasang di pintu masuk utama kantor desa, juga ada beberapa spanduk yang dipasang di pagar depan dan samping kantor itu. Ukuran spanduk ini sama dengan spanduk yang dipasang pada pintu masuk kantor.
Namun spanduk yang dipasang pada pagar kantor tulisannya bernada nyinyir dan protes kepada Kades Cecep Supriadi, yakni “Kades Cecep Tak Becus Mengelola Desa” dan “Warga Desa Minta Kades Cecep Segera Mundur Dari Jabatannya”.
“Saya menduga, spanduk itu dipasang pada subuh. Karena, ketika saya pagi-pagi melewati jalan di depan kantor desa, spanduk tersebut sudah ada. Terpasang di pintu masuk kantor, dan di pagar kantor,” kata salah seorang warga yang tinggal di dekat kantor Desa Cisewu.
Sementara itu, Ketua BPD Cisewu — Egis Sugestian mengaku kalau dirinya melihat kantor desa disegel lewat postingan di media sosial. Ketika mengetahui ada hal yang cukup mengagetkan tersebut, ia langsung mengecek ke lokasi yang ternyata di sana sudah berkumpul perangkat desa dan jajaran Forkopimcam Cisewu.
“Saya sangat prihatin dengan kejadian ini. Setelah saya memastikan ke kantor desa, mungkin saya akan berkoordinasi dengan anggota lainnya dan menyampaikannya pada Forkofimcan Cisewu,” ujar Egis.
Ia menduga penyegelan kantor desa oleh orang yang belum diketahui identitasnya itu akibat kekesalan warga atas berbagai permasalahan yang terjadi di Desa Cisewu dan melibatkan Kades Cecep Supriadi.
“Mungkin saja warga kesal atau muak dengan banyaknya masalah di desa seperti permasalahan dana desa tahap 2 yang belum direalisasikan oleh kades. Kemudian kemarin memang sempat terjadi hal yang di luar dugaan, di mana ketika Musyawarah Desa berlangsung, tiba-tiba kades pergi meninggalkan tempat musyawarah,” imbuh Egis.
Di tempat yang sama, Camat Cisewu — Hery menegaskan, meski kantor Desa Cisewu disegel warga dengan pemasangan sejumlah spanduk di pintu masuk, pelayanan terhadap masyarakat tidak sampai terganggu. Perangkat desa tetap menjalankan aktivitasnya secara normal meski bukan di ruangan yang biasa dipakai.
“Ruangan yang biasa dipakai masih ditutup dan spanduk penyegel masih tetap terpasang. Perangkat desa melaksanakan pelayanan kepada warga dengan menggunakan gedung di bagian belakang kantor,” ujar Hery.
Ia membenarkan bahwa penyegelan kantor desa oleh warga adalah diduga bentuk akumulatif dari kekesalan warga yang selama ini merasa dirugikan dan disakiti oleh ulah Kades Cecep Supriadi seperti belum dialokasikannya DD tahap dua dan ADD bulan September-Oktober 2024.
“Kami sudah instruksikan kepada seluruh perangkat desa agar pelayanan kepada masyarakat tidak sampai terganggu oleh kejadian ini. Kami pun akan selalu memonitoring atau menyimpan orang di Kantor Desa Cisewu agar pelayanan berjalan dengan baik,” tutup Hery. ***