Berita

Aktivis Bergabung di Barisan Pasangan Helmi-Yudi, Wa Ateng: Sebaiknya Jangan Khianati Nurani Perjuangan

×

Aktivis Bergabung di Barisan Pasangan Helmi-Yudi, Wa Ateng: Sebaiknya Jangan Khianati Nurani Perjuangan

Sebarkan artikel ini
Aktivis eksponen 98, Wa Ateng.

GOSIPGARUT.ID — Aktivis Eksponen 98, Wa Ateng, menyuarakan keprihatinan atas sikap para aktivis yang pernah memberikan raport merah terhadap kepemimpinan Rudy Gunawan dan dr. Helmi Budiman, namun kini malah bergabung dengan pasangan calon nomor 1, Helmi Budiman-Yudi Lasminingrat.

Menurut dia, bergabungnya aktivis-aktivis tersebut tidak hanya menodai nurani perjuangan, tetapi juga menciptakan kebingungan di tengah masyarakat Garut yang sudah mulai sadar politik.

Wa Ateng mengingatkan bahwa pada masa kepemimpinan Rudy-Helmi, para aktivis ini pernah menyusun laporan evaluasi yang berisi catatan serius terkait berbagai proyek mangkrak dan janji-janji yang belum terealisasi, di antaranya adalah:

1. Mangkraknya Gedung PKL 1 dan 2, yang seharusnya menjadi tempat strategis bagi para pedagang kecil namun tak kunjung selesai.

2. SOR Ciatel, sebuah proyek sarana olahraga yang juga terhenti di tengah jalan.

3. Bumi perkemahan, yang dijanjikan sebagai destinasi wisata alam bagi masyarakat Garut, namun tak jelas realisasinya.

4. Tambak udang di Garut Selatan, yang diharapkan meningkatkan kesejahteraan ekonomi warga pesisir, namun tidak berjalan efektif.

Baca Juga:   Petugas Gabungan di Garut Tertibkan Sejumlah Mobil Plat Hitam yang Diomprengkan

5. Tower telekomunikasi, yang seharusnya meningkatkan akses komunikasi di daerah terpencil, tetapi manfaatnya belum terasa.

6. Pabrik Sepatu Cijolang dan proyek industri lainnya yang mangkrak dan tak memberikan dampak signifikan bagi perekonomian lokal.

7. PLTMH di Kecamatan Singaja dan Peundeuy, yang seharusnya menyediakan energi listrik bagi masyarakat, namun terbengkalai.

8. Janji pemindahan TPS Pasirbajing, yang hingga kini belum terealisasi, menyisakan masalah lingkungan dan kesehatan.

9. Jalan poros Cilawu-Banjarwangi, yang merupakan proyek vital penghubung antar kecamatan, tapi tak kunjung rampung.

10. Sewa rumah dinas wakil bupati, yang menjadi sorotan karena dianggap tidak sejalan dengan prinsip efisiensi anggaran.

11. Pasar Leles, Cibatu, dan Limbangan, yang pembangunannya berjalan lambat dan tidak sesuai harapan masyarakat.

12. Art center, proyek budaya yang gagal diwujudkan dengan baik.

13. Galian C, serta berbagai masalah perizinan dan eksploitasi lingkungan yang tidak terkontrol.

14. Laporan juga mencatat buruknya sistem pendidikan, kesehatan, ekonomi, serta infrastruktur yang belum maksimal melayani masyarakat.

Baca Juga:   Untuk Pilkada 2024, KPU Garut Butuh 210 Petugas PPK dan 1.326 PPS

15. Penyerapan anggaran BTT untuk penanggulangan Covid-19, yang dinilai tidak transparan.

16. Pelayanan birokrasi yang lamban, APBD yang tidak pro rakyat, serta sistem perencanaan daerah yang dinilai lemah.

17. Carut-marutnya sistem kepegawaian dan lemahnya sistem pengawasan, yang memperburuk efektivitas pemerintahan.

“Pada saat itu, para aktivis ini dengan lantang mengkritik kebijakan-kebijakan yang mereka anggap gagal. Namun, dalam kontestasi Pilkada saat ini, mereka bergabung dengan pihak yang dulu mereka kritik. Ini jelas bentuk pengkhianatan terhadap nurani perjuangan,” tegas Wa Ateng, Rabu (9/10/2024).

Ia menekankan, berbeda pilihan dalam Pilkada adalah hal yang wajar. Namun bagi aktivis yang dulu berdiri di garis depan mengkritik, mereka harus berani jujur kepada nurani mereka sendiri dan kepada masyarakat. “Jangan sampai para aktivis ini makan ludah sendiri dan membodohi masyarakat Garut yang sudah semakin melek politik,” tambahnya.

Menurut Wa Ateng, prinsip perjuangan aktivis tidak boleh diabaikan demi kepentingan sesaat. Mereka yang dulu lantang menyuarakan ketidakadilan harus tetap konsisten dengan nilai-nilai yang mereka perjuangkan. Kejujuran dalam perjuangan adalah kunci, dan publik berhak mengetahui tidak hanya prestasi, tetapi juga kekurangan dari kepemimpinan Helmi Budiman.

Baca Juga:   Bawaslu Garut Buka Rekrutmen Calon Anggota Panwascam untuk Pilkada 2024

“Silakan sampaikan kepada publik semua prestasi dr. Helmi Budiman, tetapi juga sampaikan raport merah yang pernah kalian berikan. Berani jujur itu hebat,” ujarnya.

Wa Ateng juga menyindir bahwa satu-satunya prestasi yang dianggap signifikan dari dr. Helmi Budiman adalah pembangunan klinik pribadi di beberapa kecamatan. Hal ini seolah menunjukkan bahwa pembangunan yang dinikmati masyarakat masih jauh dari harapan, dan lebih banyak yang bersifat pribadi ketimbang untuk kepentingan umum.

“Jangan biarkan prinsip dan nurani perjuangan kalian dikhianati oleh politik pragmatis. Rakyat Garut pantas mendapatkan yang terbaik dan jangan sampai mereka kembali tertipu oleh janji-janji kosong,” pungkasnya. ***


Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News, WhatsApp Channel dan Telegram Channel
Konten berbayar berikut adalah iklan platform Recreativ dan MGID. Gosipgarut.id tidak terkait dengan materi konten ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *