GOSIPGARUT.ID — Ratusan pengemudi truk yang biasa beroperasi di sekitaran Kecamatan Cisewu dan Talegong, Kabupaten Garut, terpaksa menghentikan operasionalnya dalam beberapa hari terakhir. Musababnya, di kedua daerah itu tak satu pun penjual yang mau menjual bahan bakar minyak (BBM) jenis solar.
Imbas dari tidak adanya penjual BBM yang mau menjual solar, akhirnya memaksa para pengemudi truk di daerah itu harus pergi ke stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang ada di kota seperti Bandung dan Garut. Sementara operasional mereka sehari-hari pun hanya berkutat di sekitaran Cisewu dan Talegong.
“Kami ini kebanyakan adalah sopir truk yang beroperasi di sekitaran Cisewu dan Talegong, tidak ada yang masuk perkotaan. Jadi, keseharian kami jarang bersentuhan dengan SPBU yang jauhnya 60 kilometer dari tempat tinggal kami. SPBU itu kalau tidak di Bandung Selatan, ya di Pameungpeuk atau Cikajang Garut,” kata salah seorang sopir truk di Cisewu dan Talegong bernama Yopi, Jumat (17/11/2023).
Ia menjelaskan, selama ini para sopir truk di Cisewu dan Talegong mendapatkan BBM jenis solar dari sejumlah pedagang BBM eceran yang dekat dengan tempat tinggalnya. Namun harga jualnya tentu lebih mahal dari harga SPBU, di mana harga solar per liternya hanya Rp6.800.
“Jika di pedagang eceran di tempat kami solar dijual dengan harga Rp10 ribu per liter. Tapi itu dulu, ketika ada penjual yang mau menjual solar. Tapi sekarang, setelah para penjual tidak mau menjual solar, selain harganya mahal juga solarnya tidak ada,” ujar ketua Cimol Mania Club (CMC), sebuah organisasi para sopir truk di Garut Selatan itu.
kami meminta solusi ke pihak pemerintah setempat agar bhn bakar solar di oermudah masuk ke wilayah kami