Headline

Pilpres 2024 dan Ancaman Resesi Global, Apakah Anies Baswedan Akan Mampu Menghadapinya?

×

Pilpres 2024 dan Ancaman Resesi Global, Apakah Anies Baswedan Akan Mampu Menghadapinya?

Sebarkan artikel ini
Asep Lukman (Asluk).

Oleh: Asep Lukman (Asluk) — Aktivis Jawa Barat dan Pemerhati Politik

MANUSIA sebagai makhluk berakal tidaklah pantas jika harus pesimis dalam menjalani hidup. Seberat apapun kehidupan yang kita lakoni tetap harus optimis dalam melakukan perubahan.

Pilpres adalah mekanisme yang konstitusional bagi masyarakat untuk melakukan perubahan nasib. Namun demikian, siapapun nanti yang terpilih menjadi presiden 2024-2029 sudah pasti dirinya akan dihadapkan pada persoalan yang sangat tidak ringan, yaitu ancaman resesi ekonomi global yang kini indikasinya sudah jelas terasa oleh seluruh masyarakat dunia.

Ancaman resesi ekonomi global yang nampak di depan mata itu, tentu bukanlah suatu masalah yang datang dari planet lain, melainkan konsekuensi dari suatu konsep monopoli dalam penguasaan kebijakan fiskal dan moneter yang dilakukan oleh negara-negara kuat terhadap negara-negara lemah.

Dengan kata lain bahwa resesi ekonomi itu merupakan buah dari praktek-praktek monopoli yang dilakukan si kuat terhadap si lemah. Dan hal itu terjadi intinya akibat tercabutnya “Hukum Keseimbangan Ekonomi”, atau tidak adanya rasa keadilan ekonomi sehingga memunculkan masalah kesenjangan yang sangat parah.

Sumber daya alam (SDA) yang tersimpan di langit dan di bumi hanya dikuasai segelintir orang saja. Sehingga dari jumlah populasi manusia dunia sekarang ini umumnya hanyalah masyarakat papa dan sengsara sebagai korban ekploitasi.

Baca Juga:   Aremut, Produk Gula Semut Unggulan di Garut Selatan Beromzet Rp63 Juta/Minggu

Atas alasan tersebut, maka resesi ekonomi global yang pasti akan kita hadapi sekarang mustahil bisa diatasi oleh tingkat kecerdasan seorang presiden setinggi apapun.

Kenapa? Karena semua penguasa negara mustahil akan meninggalkan konsep monopoli yang mutlak sudah menjadi dasar atas eksisnya suatu negara.

Dengan kata lain, kalaulah negara tidak menterapkan konsep monopoli dalam mengeksploitasi manusia (masyarakat) sama saja dengan melakukan bunuh diri. Dan karena itulah pada masa-masa sekarang ini semua penguasa negara sedang dihadapkan pada suatu kondisi yang serba sulit ibarat menghadapi “buah simalakama”.

Tegasnya, resesi ekonomi yang sedang mengancam masyarakat dunia saat ini merupakan “Siksa dari ulah suatu dosa” yang mustahil bisa dihapus yang selamanya akan selalu menjerat leher.

Pertanyaannya, bagaimana dengan Anies Baswedan yang sekarang ini menjadi tumpuan harapan umumnya masyarakat untuk melakukan perubahan nasib?

Anies Baswedan, sebagai sosok yang sarat pengetahuan dan wawasan, serta sangat kuat dalam memegang prinsip-prinsip akademisi, tentu saja bukan tipe pemimpin yang harus didikte supaya melakukan ini dan itu. Artinya, beliau pasti sangat sadar tentang masalah yang akan dihadapi manakala dirinya nanti ditakdirkan Allah SWT menjadi presiden RI 2024-2029.

Baca Juga:   PVMBG Belum Bisa Pastikan Tsunami Banten Diakibatkan Vulkanik Krakatau

Kalau melihat dari fakta-fakta yang ada, selama ini sikap kepemimpinan Anies ketika menjabat sebagai Gubernur DKI, beliau begitu respek dalam memandang soal kesejahteraan warganya. Merupakan bukti bahwa Anies adalah sosok pemimpin yang tipikalnya cenderung lebih mempertimbangkan soal “rasa” daripada “logika” yang erat terkait dengan prinsip-prinsip negara yang senantiasa lebih mementingkan kepentingan lembaga dibanding rakyatnya.

Beratnya kehidupan masyarakat saat ini merupakan korban yang tidak bisa dilepaskan dari sikap rezim yang menurut “alam pikirannya” merasa lebih wajib untuk mendahulukan apa yang menjadi kepentingan politik, administrasi dan kepentingan-kepentingan yang erat dengan ruang lingkup aspirasi lembaga negara ketimbang berupaya untuk meringankan beban hidup manusia.

Sikap-sikap rezim jelas sangat kontradiktif dengan tipikal Anies Baswedan. Namun, demikian Anies pun akan sangat mengerti tentang apa yang harus dilakukan demi memenuhi apa yang menjadi kepentingan lembaga negara. Misalnya, Anies pun pasti akan sangat paham bagaimana caranya untuk menstabilkan atau menjaga agar tidak terjadi “krisis/failed” pada APBD dan atupun APBN.

Baca Juga:   Helmi Budiman: Pemkab Garut Sediakan 100 Hektare Lahan untuk Membuat Kawasan Perkotaan

Penutup, maka atas alasan-alasan tersebut agar seluruh masyarakat pendukung Anies Baswedan wajib “sadar dan paham” bahwa masalah yang akan dihadapi oleh beliau nanti, jika ditakdirkan menjabat sebagai presiden, nyata bukan masalah yang ringan. Semua masyarakat pendukung jangan sekali-kali memaksanya supaya berjanji untuk melakukan hal-hal yang berat yang sekiranya tidak mungkin akan bisa dipenuhi oleh diri beliau.

Kenapa mesti demikian?

Tiada lain kecuali demi menjaga agar semua pendukung nantinya tidak merasa kecewa kalau harus menuntut hal-hal yang mustahil bisa dilakukan oleh Anies. Maka sebagai pendukung alangkah bijaknya kalau hanya cukup memohon pada beliau untuk melakukan perubahan nasib yang “logis dan realistis” yang dimungkinkan bisa dipenuhi olehnya.

Terkait hal itu tentu Anies pun akan lebih paham bahwa apa yang semestinya beliau lakukan jika nanti ditakdirkan Allah SWT menjadi presiden.

Yang terpenting semua masyarakat pendukung harus percaya bahwa Anies Baswedan adalah sosok pemimpin yang sesuai fakta tipikalnya lebih cenderung mempertimbangkan “rasa kemanusiaan”. ***


Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News, WhatsApp Channel dan Telegram Channel
Konten berbayar berikut adalah iklan platform Recreativ, Mixadvert, dan MGID. Gosipgarut.id tidak terkait dengan materi konten ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *