GOSIPGARUT.ID — Sedikitnya 27 siswa kelas 5 dari SDN 1 dan 2 Margamulya, terpaksa harus menginap di tempat ujian komputer (TUK) mandiri — yakni di SDN 1 Depok Kecamatan Cisompet, Kabupaten Garut. Alasan mereka menginap di sana, karena tempat tinggalnya jauh di pelosok yang jaraknya puluhan kilometer dari TUK.
Iyem Maryamah, salah seorang orang tua siswa mengatakan, ia dengan beberapa orang tua siswa lainnya berangkat dari kampung halamannya (Desa Margamulya, Kecamatan Cisompet) pada Selasa (16/11/2021) siang sekira pukul 11:00. Menggunakan sebuah mobil pick up (bak terbuka) yang ditutupi dengan terpal.
“Perjalanan kami cukup melelahkan karena jarak tempuh yang cukup jauh sekira 30 kilometer ke lokasi TUK, ditambah kondisi jalan yang jelek, sepanjang 5 kilometer keadaannya berlumpur lantaran saat ini sedang musim hujan,” kata dia.
Kepala SDN 1 Margamulya Supriana, menambahkan jarak antara tempat tinggal siswanya dengan TUK sebenarnya bisa ditempuh dalam waktu relatif singkat dengan menggunakan sepeda motor atau kendaraan roda empat.
“Namun itu kalau tidak turun hujan, tapi kalau sedang hujan bisa ditempuh lebih dari 4 sampai 5 jam. Nah, dengan jarak tempuh selama itu tidak memungkinkan anak didik kami mengikuti ujian komputer dengan cara ‘didugdag’ dari tempat tinggalnya,” ujar dia, saat dihubungi di lokasi TUK pada Selasa (16/11/2021).
Supriana menandaskan, seluruh siswanya terpaksa diinapkan di TUK semata-mata agar mereka tidak kecapean saat mengikuti ujian. “Coba kalau datang ke tempat ujian dengan cara ‘didugdag’, wah repot. Bisa-bisa ada siswa yang tidak bisa mengikuti ujian karena kecapean,”
Supriana menuturkan, pelaksanaan program Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) di sekolah yang ada di Desa Margamulya memang sangat terkendala dengan kondisi geografis yang sulit dijangkau oleh jaringan internet.
“Di kampung saya sangat sulit jaringan internet. Meskipun di kantor Desa Margamulya sudah terpasang jaringan internet, namun tetap tidak bisa dipergunakan secara maksimal,” pungkasnya. (Iwan Setiawan)