GOSIPGARUT.ID — Pemerintah Desa Cisewu, Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut, menyelenggarakan musyawarah desa (musdes) penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPD) tahun 2025 dan review Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMD) pada Jumat (18/10/2024).
Dalam musyawarah yang dihadiri oleh para ketua RT/RW, perwakilan tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh perempuan, dan Camat Cisewu itu Kepala Desa (Kades) Cecep Supriadi meninggalkan ruangan musdes (walkout) ketika diminta mengundurkan diri oleh peserta musdes kalau tidak segera merealisasikan dana desa (DD) tahap dua.
Awalnya, atas permintaan tersebut Kades Cecep Supriadi menjawab bahwa dirinya siap menyalesaikan DD tahap dua yang belum dialokasikan sesuai peruntukannya itu sampai awal November 2024
“Ya kami minta waktu paling sekitar dua belas hari dari sekarang, tapi maaf saya hanya bisa menjanjikan itu. Jadi kalaupun harus membuat pernyataan mungkin nanti pada awal November, akan dibuatkan pernyataan,” kata Cecep.
Solehudin, selaku pimpinan musyawarah, memperjelas pernyataan Cecep itu bahwa kades sanggup menyelesaikan masalah DD pada awal November. Namun peserta rapat menolak kalau pernyataannya itu hanya lisan, sebab yang diminta masyarakat adalah pernyataan secara tertulis.
“Begini saja Pak Kades, silahkan Pak Kades membuat pernyataan tertulis, kira-kira kapan realisasi dari tahap 2 DD 2024 itu bisa dilaksanakan. Nah, jika tidak bisa dilaksanakan maka konsekuensinya Pak Kades minta undur diri dengan sukarela,” kata Asep Bahrul yang juga sebagai anggota LPM Desa Cisewu
Jawaban Kades Cecep hanya berkutat di pernyataan lisan, dan tanpa diduga oleh seluruh peserta musdes yang hadir, tiba-tiba Kades Cecep yang heboh dengan berita menceraikan istrinya melalui perantara orang lain itu tiba-tiba berdiri dan meninggalkan tempat duduknya sekaligus ruangan musdes.
Dengan walkout-nya Kades Cecep itu akhirnya musdes ditutup oleh Ketua BPD Cisewu, Egis Sugestiana. “Untuk tindak lanjut dari kejadian ini kami minta waktu untuk melaksanakan rapat intern BPD dulu. Untuk selanjutnya kami akan melaksanakan musyawarah sampai batas waktu yang belum kami putuskan,” kata dia.
Banyak warga yang abstain
Sebelumnya, disampaikan anggota BPD Solehudin bahwa banyak warga Desa Cisewu yang bersikap abstain (tidak mau datang) pada musdes tersebut. Menurut dia, dari sejumlah stakeholder yang diundang hanya separuh yang hadir.
“Kami telah menyebarkan undangan melalui para Ketua RW dan LKD sebanyak 110 undangan, di dalamnya adalah para ketua RT/RW, perwakilan tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh perempuan. Namun dari sejumlah itu hanya sekitar 24 orang yang hadir,” kata dia.
Musyawarah pun sempat stagnan saat pimpinan musyawarah membacakan tata tertib rapat lantaran salah seorang peserta musyawarah meminta pembahasan terlebih dahulu atas quorum pengambilan keputusan.
Dari sanalah kembali muncul pertanyaan peserta yang menyatakan bahwa jika pengambilan keputusan hari ini dilakukan maka bagaimana ke depannya.
“Jangankan memutuskan rencana 2025, untuk program dari DD tahap 2 tahun 2024 pun belum direalisasikan,” ujar Tohidin peserta musyawarah perwakilan pemuda dari RW 7 Cisaninten. ***

.png)












