GOSIPGARUT.ID — Aktivis rakyat 02 , Bah Towi, mengkritisi rencana deklarasi Koalisi Rakyat Bersatu yang akan digelar oleh pendukung paslon 01 (Helmy Budiman-Yudi Nugraha Lasminingrat) pada 15 Oktober 2024. Menurut dia, klaim bahwa mereka adalah koalisi rakyat tidak sesuai dengan kenyataan politik di Kabupaten Garut.
“Sebab, paslon 01 hanya didukung oleh dua partai pengusung, PPP dan PKS, dengan total 28 persen suara parlemen, serta didukung oleh dua partai non-parlemen,” kata Bah Towi, Jumat (11/10/2024).
Ia menyatakan bahwa paslon 02, pasangan Santri (Abdusy SyakurPutri Karlina), yang didukung oleh tujuh partai parlemen dengan total suara 72 persen, jauh lebih pantas menyandang klaim sebagai koalisi rakyat.
“Kalau kita berbicara soal siapa yang merepresentasikan rakyat, seharusnya pasangan Santri yang lebih layak mengklaim sebagai koalisi rakyat. Kami didukung oleh tujuh partai parlemen dan tujuh partai non-parlemen. Ini adalah bukti bahwa dukungan kami jauh lebih luas dan kuat,” ujar Bah Towi.
Partai politik, lanjut dia, adalah representasi langsung dari kehendak rakyat dalam sistem demokrasi.
“Partai-partai ini dipilih oleh rakyat, jadi dukungan dari tujuh partai parlemen untuk pasangan Santri adalah cerminan nyata dari kehendak mayoritas rakyat Garut. Klaim koalisi rakyat oleh paslon 01 dengan hanya 28 persen suara parlemen jelas tidak relevan dan tidak berdasar pada realitas dukungan,” ucap Bah Towi.
Selain dukungan dari partai politik, menurutnya, pasangan Santri juga mendapat dukungan besar dari 56 kelompok relawan santri yang tersebar di berbagai wilayah Garut. Bah Towi menegaskan bahwa dukungan ini adalah representasi luas dari berbagai lapisan masyarakat.
“Dengan adanya dukungan dari relawan yang begitu banyak, jelas bahwa pasangan Santi adalah pilihan rakyat Garut yang sesungguhnya. Kami tidak hanya didukung oleh partai, tapi juga oleh masyarakat dari berbagai kalangan,” tambahnya.
Menurut Bah Towi, deklarasi Koalisi Rakyat Bersatu oleh pendukung paslon 01 terkesan menyesatkan, karena tidak mencerminkan peta dukungan politik yang sebenarnya di Garut.
“Jika kita melihat realitas politik saat ini, mayoritas suara berada di pihak Santri. Dukungan dari tujuh partai parlemen dan relawan yang begitu banyak membuktikan bahwa pasangan Santri adalah representasi suara rakyat yang lebih besar. Deklarasi yang akan dilakukan oleh paslon 01 seolah-olah ingin membelokkan fakta ini,” paparnya.
Dalam pandangannya, Bah Towi menekankan pentingnya kejujuran dalam komunikasi politik kepada masyarakat.
“Kita harus jujur kepada rakyat. Jangan membuat klaim yang tidak sesuai dengan fakta. Paslon 01 tidak bisa mengklaim bahwa mereka mewakili koalisi rakyat ketika kenyataannya dukungan terbesar ada di pasangan Santri. Rakyat Garut perlu tahu kebenaran ini,” tandasnya.
Bah Towi juga berharap agar masyarakat Garut dapat melihat fakta dukungan politik ini dengan bijak.
“Pilihan di Pilkada ini harus didasarkan pada realitas, bukan klaim yang tidak berdasar. Kami percaya bahwa rakyat Garut akan memilih pemimpin yang benar-benar didukung oleh mayoritas, dan saat ini itu adalah pasangan Santri.”
Deklarasi Koalisi Rakyat Bersatu oleh paslon 01 mungkin dimaksudkan untuk memperkuat citra mereka menjelang Pilkada Garut 2024. Namun, dengan dukungan mayoritas yang berada di pihak pasangan Santri, perdebatan mengenai siapa yang layak mengklaim sebagai representasi rakyat semakin memanas.
Bah Towi yakin bahwa fakta-fakta di lapangan akan menjadi penentu utama dalam pemilihan nanti, dan mayoritas suara rakyat akan berpihak kepada pasangan Santri. ***
Klaim koalisi rakyat berbanding terbalik dgn jabatan ketua partai sebagai kandidat 01. Sementara kandidat 02 tidak satupun menjabat Ketua Partai, hanya karena Para Ketua Partai yg tergabung dalam koalisi serta konstituennya percaya menitipkan amanah memimpin garut ke depan. Lebih tepatnya untuk cabup no.1 harusnya “Koalisi Ketua PKS dan PPP bersatu”