GOSIPGARUT.ID — Pemerhati Kesejarahan dan Budaya, Oos Supyadin, menyebut bahwa di daerah Sanghyang Lawang, tepatnya di perbatasan Desa Bojong, Kecamatan Bungbulang, dengan Desa Panyindangan, Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut, menyimpan banyak jejak sejarah terkait Kerajaan Kandangwesi.
Kerajaan Kandangwesi sendiri, menurut dia, merupakan bagian dari 12 wilayah begawat Kerajaan Sunda pada tahun 700-an. Awal keberadaan Kandangwesi yaitu di Papandayan, terus berpindah-pindah tempat. Yang tercatat, ada 30 susunan penguasa Kandangwesi, mulai batas Cidamar hingga ke batas Sancang.
“Kembali ke soal Sanghyang Lawang, berdasarkan pitutur cerita para sepuh konon di sana begitu banyak menyimpan tapak dan jejak sejarah terkait Kerajaan Kandangwesi,” tandas Oos.
Akan cerita para sepuh itu ia buktikan sendiri, di mana pada Sabtu (1/6/2024) Oos diantar Elang alias Ujang Sugara bin Abah Mursid bin Abah Anjah sebagai kuncen Sanghyang Lawang berziarah ke Makam Sembah Dalem Pongol Cuplak Topi.
Selesai berziarah, ia sempat menanyakan beberapa susuhunan atau nama makam dan petilasan yang ada di Sanghyang Lawang.
Menurut pantauan Oos, di Sanghyang Lawang bagian selatan ada beberapa petilasan dan makam yaitu, di antaranya Sembah Dalem Pongol Cuplak Topi, Embah Naga Lawang, Embah Sapu Angin, dan Embah Jaga Reksa.
Kemudian ada petilasan atau makam Embah Raksa Jahat, Embah Regu Dunya, Brajamusti Geni, dan Suci Pancasona.
“Di Sanghyang Lawang pada bagian utaranya ada tiga petilasan dan makam, di antaranya Eyang Wali Suci, Eyang Prabu Agung Gagak Lumayung Sayidina Kamuhammadan, dan Kanjeng Ibu Ratu Agung Gagak Lumayung Sayidina Kamuhammadan,” ucapnya.