GOSIPGARUT.ID — Pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada HUT Partai Perindo baru-baru ini, menurut Koordinator Siaga 98 — Hasanuddin, sama dan sebanding dengan pernyataannya di Acara Musyawarah Rakyat (Musra) Juli 2022.
Pada bulan Juli 2022 (di Musra) Jokowi menyampaikan di hadapan pendukungnya Ojo Kesusu, meski calon presiden yang didukung ada di sana (Ganjar Pranowo). Sementara pada November, Jokowi menyampaikan, Pilpres 2024 jatahnya Prabowo Subianto.
Hasanuddin menuturkan, bahwa dua pernyataan itu semata-semata cara berkomunikasi Jokowi yang situasional. Jadi tidak dapat ditafsirkan sebagai bentuk dukungan. Sebab tidak mungkin, habis Ganjar terbitlah Prabowo.
“Itu bukan karakter Jokowi, yang berubah-ubah, tanpa prinsip,” tandas dia.
Menurut Hasanuddin, melihat Jokowi harusnya utuh. Dalam kapasitasnya sebagai Presiden tentu Jokowi akan bersikap netral dalam Pemilu 2024. Tidak mendukung siapapun.
“Namun, dalam kapasitasnya sebagai kader PDI Perjuangan, maka ia akan tunduk dan patuh pada keputusan partainya,” ujar dia.
Hasanuddin menambahkan, Jokowi dicalonkan menjadi presiden adalah penugasan dari PDI Perjuangan dalam hal ini Ketua Umunya Megawati Soekarnoputri. Jadi, Jokowi tentu akan patuh dan tunduk pada penugasan ini, menjadi Presiden bagi kepentingan nasional (bangsa dan negara).
“Jokowi tentu akan melaksanakan kewajibannya secara netral dalam Pemilu 2024,” jelasnya.
Dalam hal sebagai petugas partai atau kader PDI Perjuangan, kata Hasanuddin, tentu Jokowi akan tunduk dan patuh pada Ketua Umumnya Megawati Soekarnoputri.