GOSIPGARUT.ID — Peralatan pengukur gempa atau seismograf di Gunung Papandayan, Kabupaten Garut, dilaporkan hilang. Hal ini membuat petugas pos pengamatan gunung mengaku sulit melakukan pemantaun aktivitas gunung api paling aktif di Garut tersebut.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Papandayan, Momon, menyebutkan untuk memantau aktivitas Gunung Papandayan, sudah dipasang lima unit seismograf. Namun saat ini, empat di antaranya sudah hilang dicuri orang sehingga yang tersisa hanya tinggal satu unit.
“Yang mereka curi adalah solar panel dan accu yang disimpan di dalam tanah. Ini mengakibatkan kami kesulitan melakukan pemantauan karena alat tak berfungsi secara maksimal,” ujar dia kepada wartawan di Pos Pengamatan Gunung Papandayan di wilayah Desa Pangauban, Kecamatan Cisurupan, Senin (18/3/2019).
Momon menuturkan, dengan hanya mengandalkan satu unit seismograf, saat ini pihaknya tidak bisa melakukan pengamatan secara menyeluruh. Padahal keberadaan seismograf di gunung api aktif seperti Papandayan dinilainya sangat penting untuk memantau aktivitas merapinya.
“Kini pelaksanaan pengamatan Gunung Papandayan hanya bisa dilakukan secara visual. Hasilnya tentu sangat jauh berbeda dengan pengamatan yang dilakukan dengan cara menggunakan peralatan seismograf,” terang dia.
Hilangnya seismograf itu, tambah Momon, terjadi secara bertahap mulai tahun 2016 dan terakhir terjadi awal tahun 2019 yang berlokasi di kawasan Tegalpanjang. Stastus kawasan Tegalpanjang itu sendiri saat ini sudah bukan lagi wilayah Cagar Alam (CA) sejak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutahan (KLHK) mengubah statusnya menjadi Taman Wisata Alam (TWA).