GOSIPGARUT.ID — Hujan deras menyebabkan berbagai bencana menerjang Kabupaten Garut dalam dua hari terakhir ini. Diawali banjir yang menggenangi beberapa perkampungan dan ruas jalan di kota Garut, dan sekitarnya Jum’at (22/2/2019). Bencana serupa, terjadi keesokan harinya Sabtu (23/2/2019), dan Minggu (24/2/2019).
Lalu, bencana banjir lumpur dan longsor terjadi di beberapa titik. Tidak dilaporkan ada korban dalam kejadian tersebut.
Pada Sabtu (23/2/2019) sekitar pukul 16.00 WIB, longsor menerjang Kampung Pasirlengut RT 03 RW 03 Desa Panawa, Kecamatan Pamulihan, menyusul hujan mengguyur kawasan tersebut. Tak ada korban jiwa. Namun, satu unit rumah milik Abdul Rohmat (65) rusak pada bagian belakangnya karena terkena longsoran tanah.
Pada hari yang sama, sekitar pukul 18.00 WIB, longsor juga terjadi di Kampung Cinyawar, Desa Sukamurni, Kecamatan Cilawu. Tebing tanah mengalami longsor menimpa jalan desa menghubungkan Kampung Cinyawar dengan Kampung Balemoyan.
Tak ada korban maupun kerusakan bangunan dalam peristiwa itu. Namun kejadian tersebut memutuskan lalu lintas di antara kedua kampung.
Jalan desa tersebut kembali normal dapat dilalui kendaraan sekitar pukul 19.50 WIB, setelah aparat pemerintah desa bersama warga dibantu Babinsa setempat berjibaku membersihkan material longsoran dari badan jalan.
Pada hari, dan waktu hampir bersamaan, hujan deras menyebabkan sebuah aliran parit di Kampung Kalangsari RT 04 RW 14, Desa Mekarmukti, Kecamatan Cilawu meluap karena selokan tersumbat tumpukan sampah.
Luapannya terus menerjang bagian dapur rumah milik warga setempat Eti hingga dindingnya jebol.
Pada waktu bersamaan, sebuah tebing berketinggian sekitar 15 meter di Kampung Jerukmipis RT 05, dan RT 06 RW 09 Desa Sukamaju, Kecamatan Cilawu mengalami retakan tanah sepanjang seratus meter berdiameter sekitar 50 centimeter.
Sebanyak 35 rumah dikosongkan, dan para kepala keluarga-nya di kampung bersangkutan terpaksa dievakuasi ke tempat aman untuk mengantisipasi kemungkinan buruk terjadi akibat peristiwa tersebut. Mereka terancam karena letak rumahnya berada di atas tebing, bawah tebing, dan sekitarnya.
Bencana terbilang cukup parah terjadi ketika sekitar pukul 18.30 WIB, banjir lumpur menerjang ruas Jalan Raya Garut-Cikajang betulan Desa Cisero, Kecamatan Cisurupan sepanjang sekitar 100 meter dengan ketinggian lumpur sekitar 60 centimeter.
Sejumlah sumber menyebutkan, banjir lumpur terjadi dipicu hujan deras, dan tersumbatnya aliran selokan Ciharemas.
Pada peristiwa tersebut, sebanyak enam kendaraan sempat terjebak lumpur. Arus lalu lintas pun terputus. Kendaraan yang datang dari arah Garut menuju Cikajang dibelokan ke jalur alternatif melalui Cigedung. Begitu pun kendaraan datang dari arah Cikajang menuju Garut.
Upaya evakuasi kendaraan, serta pembersihkan lumpur dari badan jalan pun terus dilakukan hingga sekitar pukul 22.32 WIB dengan mengerahkan alat berat. Tidak ada korban dalam kejadian tersebut.
Guna menghindari penumpukan kendaraan, hingga keesokan siangnya, petugas memberlakukan buka tutup pada jalur jalan provinsi tersebut.
“Kami dari Cikajang mau ke Bandung. Pas daerah Cisurupan yang ada banjir lumpur itu, beberapa orang menyuruh kami memutar lagi ke Cikajang, dan mengambil arah jalur Cigedug yang keluarnya di Bayongbong. Ya, daripada lama menunggu kondisi normal, terpaksa kami memutar menuruti arahan,” kata Ali Zarkasyi warga Kota Bandung.
Pada Minggu (24/2/2019) sekitar pukul 04.30 WIB, sebuah bangunan tanggul penahan air yang masih sedang dalam proses pembangunan di Kampung Cisaat Banceuy, RT 02 RW 06, Desa Cijolang Kecamatan Balubur Limbangan jebol.
Bangunan tanggul yang memang masih belum stabil itu tak mampu menahan luapan air menyusul hujan deras sehari sebelumnya.
Kendati tak ada korban, kejadian tersebut mengakibatkan ruas jalan desa dari Kamung Pulo menuju Kampung Cipicung tidak bisa dilewati kendaraan karena badan jalan dibanjiri lumpur.
Sejumlah kolam ikan, dan sawah siap tanam juga rusak diterjang lumpur tersebut. Selain bekerja bakti membersihkan lumpur dari badan jalan, warga bersama aparat pemerintahan desa setempat berupaya menutup tanggul jebol dengan karung berisikan pasir, dan tanah guna menahan aliran air meluber ke jalan.
Dari sejumlah bencana tersebut, tidak dilaporkan ada korban jiwa maupun luka. Kerusakan bangunan rumah maupun sarana prasarana umum berikut jumlah kerugian material pun belum diketahui pasti.
“Kita masih melakukan pendataan. Kalau rumah yang rusak, sementara ini tercatat yang di Cisurupan itu,” kata Pelaksana Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut Dadi Djakaria. (IK/Gun)