Oleh: Bela Novitasari
GUNUNG tumpeng berada di kawasan Paseureuhan, Desa Cikarang, Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut.
Tumpeng adalah sajian nasi berbentuk kerucut dalam istilah adat Sunda. Gunung Tumpeng sangat mudah dikenali karena bentuknya yang sangat menonjol dibanding dataran
sekitarnya.
“Iya memang tinggi sekali. Luasnya bisa sampai satu hektare,” kata Herman, Sekdes Cikarang.
Di hadapan gunung ini ke arah barat, mengalir Sungai Cilaki yang bersumber dari pegunungan di selatan Bandung. Sungai yang menjadi salah satu nama jalan di kota Bandung dan menjadi batas dua kabupaten, Garut dan Cianjur, ini seakan disaksikan Gunung Tumpeng mengalir ke laut selatan.
Konon, pada zaman dulu, Gunung Tumpeng ini terkenal dengan keangkerannya yang memiliki aura mistis, karena banyak yang menyebutkan bahwa pasangan Gunung Tumpeng tersebut adalah Gunung Dangur.
Gunung Dangur sendiri dulunya adalah tempat persembunyian orang-orang pada zaman penjajahan Belanda. Dangur merupakan sebuah kawasan yang terabaikan atau terlupakan yang dulunya bukan perkampungan, melainkan sebuah hutan subur dan masih subur sampai sekarang walau sudah terbagi-bagi menjadi beberapa kawasan.
Namun hal tersebut tidak menjadi masalah bagi masyarakat sekitar, karena sejarah tersebut turun temurun dari orangtua terdahulu, dan hal ini adalah cerita rakyat yang terus berkembang.
Gunung Tumpeng memiliki keindahan yang begitu menawan bagi siapa saja yang melihatnya. Di atas gunung tersebut hanya ada lempengan-lempengan batu dan pepohohan yang rimbun. Terlepas dari cerita kemistisannya, sekarang Gunung Tumpeng menjadi momentum Desa Cikarang.
Saya mengunjungi daerah ini berhubungan dengan adanya kegitan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Garut. Kebetulan saya ditempatkan di Desa Cikarang, Kecamatan Cisewu.
Apabila kawan semua penasaran ingin melihat Gunung Tumpeng ini, langsung saja berkunjung ke Kampung Paseureuhan, Desa Cikarang, Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut. ***