GOSIPGARUT.ID — Halaman Bale Paminton, Jalan Jenderal Ahmad Yani, Garut Kota, berubah menjadi pusat perhatian publik pada Sabtu malam (22/11/2025) ketika Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin, secara resmi membuka Gebyar Pesona Budaya Garut (GPBG) 2025. Ribuan pasang mata larut dalam kemeriahan sajian seni tradisi yang memadukan atraksi budaya, kesenian, dan nilai-nilai lokal yang sarat filosofi.
Acara tahunan ini dihadiri penuh kehormatan oleh jajaran Forkopimda, Wakil Bupati Garut, Sekda Kabupaten Garut, tokoh masyarakat, hingga Anggota Komisi X DPR RI. Malam pembukaan ditutup megah dengan pertunjukan wayang golek, mengundang tepuk tangan panjang dari para penonton.
Dalam sambutannya, Bupati Abdusy Syakur menegaskan bahwa budaya merupakan identitas dan keunggulan sebuah masyarakat, dan Garut memiliki kekayaan budaya yang patut dibanggakan.
“Budaya Garut itu budaya yang hebat, memiliki keunikan khas, sehingga kewajiban kita semua untuk menjaga, memelihara, dan mengembangkannya,” tegasnya.
Syakur juga menyoroti tradisi Mapag Air, silat, serta kesenian lain yang tampil pada malam pembukaan. Menurutnya, budaya bukan sekadar atraksi panggung, tetapi cerminan spirit hidup masyarakat Garut.
“Saya melihat budaya jaga air adalah sumber kehidupan kita semua. Kita harus menjaga dan memeliharanya sebaik-baiknya agar air tidak menjadi lawan kita,” ujarnya, menyinggung kejadian banjir dan longsor akibat kelalaian menjaga lingkungan.
Syakur berharap GPBG dapat digelar lebih sering sebagai ruang promosi budaya sekaligus mendorong kebanggaan masyarakat Garut terhadap jati dirinya.
Dinas Pariwisata Jabar: Garut Punya Paket Wisata Lengkap
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, Iendra Sofyan, memberikan apresiasi tinggi atas penyelenggaraan GPBG 2025.
“Acara Gebyar merupakan wujud nyata komitmen dalam melestarikan dan mempromosikan kekayaan budaya dan potensi pariwisata Garut dan Jawa Barat secara keseluruhan.”
Iendra menegaskan bahwa Garut memiliki paket lengkap sektor pariwisata: alam, budaya, dan kekuatan (Gurilap) — mencakup keindahan gunung, rimba, laut, dan pantai, serta warisan budaya seperti Batik Garutan, Nyanet, Domba Garut, hingga situs bersejarah Candi Cangkuang.
Ia optimistis GPBG menjadi wadah edukasi kebudayaan dan berdampak langsung pada pertumbuhan pariwisata dengan tagline:
“Garut Hebat, Budaya Kuat, Pariwisata Meningkat.”
Komisi X DPR RI: Jadikan Budaya sebagai Destinasi Utama
Dalam kesempatan yang sama, Anggota Komisi X DPR RI, Ferdiansyah, menegaskan perlunya menjadikan budaya sebagai destinasi pariwisata unggulan Garut.
“Jadikan budaya menjadi destinasi di Kabupaten Garut untuk tujuan pariwisata,” katanya.
Ferdiansyah menyoroti bahwa 80% wilayah Garut merupakan kawasan konservasi, sehingga kelestarian alam dan budaya harus menjadi tanggung jawab bersama. Tradisi Mapag Air disebutnya simbol penting bagaimana masyarakat memaknai air sebagai sumber kehidupan sekaligus peluang ekonomi.
Ferdiansyah juga menitipkan pesan penting mengenai pengelolaan lingkungan. “Sampah di Kabupaten Garut harus bisa diolah menjadi sampah yang barokah untuk peningkatan ekonomi rakyat.”
Rangkaian kegiatan GPBG 2025 akan terus berlanjut dengan berbagai pertunjukan kesenian tradisi, pameran UMKM, dan parade budaya. Antusiasme masyarakat sejak malam pembukaan menjadi sinyal kuat bahwa budaya adalah denyut nadi yang mempererat identitas warga Garut.
Pemerintah daerah optimistis, event GPBG akan menjadi magnet wisata budaya dan menegaskan posisi Garut sebagai “rumah peradaban” di Jawa Barat. ***

.png)












