OlahragaTokoh

Kisah Juwita, Gadis Pesisir Garut yang Menembus Pertiwi Cup Nasional Meski Ditinggal Orangtua

×

Kisah Juwita, Gadis Pesisir Garut yang Menembus Pertiwi Cup Nasional Meski Ditinggal Orangtua

Sebarkan artikel ini
Juwita dalam sebuah pertandingan sepakbola.

GOSIPGARUT.ID — Dari kampung nelayan di pesisir selatan Garut, tepatnya di Kampung Citoe, Desa Karyasari, Kecamatan Cibalong, muncul kisah inspiratif tentang seorang remaja perempuan yang menembus batas. Namanya Juwita, 17 tahun, gadis tangguh yang kini menjadi harapan baru sepakbola perempuan Jawa Barat.

Di balik semangat dan senyumnya yang tegar, tersimpan cerita hidup yang tidak mudah. Ibunya bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Arab Saudi, sementara sang ayah merantau ke luar Pulau Jawa dan membangun keluarga baru, meninggalkan Juwita bersama dua saudaranya tanpa bimbingan orangtua.

Namun, di tengah keterbatasan itu, Juwita menemukan pelariannya — bukan pada hal yang lazim dilakukan remaja seusianya, melainkan pada lapangan sepakbola. Hampir setiap hari, ia berlatih keras di bawah bimbingan dua sosok pelatih yang tak kalah gigih, Asep Acuy dan Roni Girilaya, yang telah puluhan tahun mendedikasikan diri melatih anak-anak kampung agar tetap bisa bermain dan berprestasi di dunia sepak bola.

Baca Juga:   Siswi SMP di Garut Juara Pencak Silat Tingkat Asia -- Eropa

“Juwita itu istimewa. Latihannya sungguh-sungguh, semangatnya luar biasa. Dari kecil dia udah jatuh cinta sama bola,” kata Asep Acuy, pelatih yang selama ini mengasah kemampuan Juwita.

Meski sempat berhenti sekolah setelah lulus SMP karena keterbatasan ekonomi, semangat Juwita tidak padam. Seharusnya kini ia duduk di bangku kelas dua SMA, namun waktu dan kesempatan itu terpaksa ia tunda demi bertahan dan terus mengejar mimpinya.

Perjuangannya tak sia-sia. Lewat ketekunan dan derai keringat, Juwita berhasil menembus babak kualifikasi Porprov 2025 mewakili Kabupaten Garut, bahkan keluar sebagai juara grup dan memastikan langkah ke ajang Porprov Jawa Barat 2026. Tidak berhenti di situ, ia kini terpilih memperkuat tim Kalimantan Barat di ajang Pertiwi Cup Nasional Senior 2025 yang akan digelar di Yogyakarta mulai 1 November mendatang.

Baca Juga:   Turnamen Futsal Piala Wakil Bupati Garut Dibuka, 31 Tim SD Adu Gengsi di Pasirwangi

Sebuah pencapaian besar bagi gadis yang berasal dari keluarga sederhana di pinggir pantai Garut itu. Namun, di tengah kebanggaan tersebut, para pelatihnya menyimpan harapan besar.

“Yang kami sayangkan, prestasi seperti ini belum mendapat perhatian dari pemerintah. Padahal di momen Sumpah Pemuda, semangat seperti Juwita inilah yang seharusnya dijaga dan didukung,” ungkap Roni Girilaya, pelatih yang mendampingi Juwita sejak kecil.

Menurutnya, kisah Juwita adalah potret nyata dari semangat pemuda Indonesia — berjuang, berprestasi, dan berjuang membawa nama daerah tanpa pamrih, meski tanpa dukungan fasilitas memadai.

Baca Juga:   Jalin Silaturahmi Antarpegawai, Dinas Kesehatan Garut Gelar Pertandingan Sepakbola

“Kami berharap ada apresiasi dan dukungan nyata bagi Juwita dan anak-anak muda lain yang berjuang lewat olahraga. Kalau ada perhatian serius, kami yakin banyak ‘Juwita’ lain yang siap mengharumkan nama Garut dan Indonesia,” tambah Roni.

Kini, langkah Juwita menuju Pertiwi Cup menjadi simbol harapan — bahwa dari pelosok pesisir sekalipun, mimpi besar tetap bisa tumbuh, selama ada semangat, kerja keras, dan orang-orang yang percaya bahwa talenta bisa datang dari mana saja. (Andri Suseno)

Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News, WhatsApp Channel dan Telegram Channel
Konten berbayar berikut adalah iklan platform Recreativ dan MGID. Gosipgarut.id tidak terkait dengan materi konten ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *