Budaya

Film Dokumenter “Gunung Nagara” Ungkap Jejak Peradaban Tua di Garut, Disparbud Dorong Jadi Destinasi Budaya Nasional

×

Film Dokumenter “Gunung Nagara” Ungkap Jejak Peradaban Tua di Garut, Disparbud Dorong Jadi Destinasi Budaya Nasional

Sebarkan artikel ini
‎Pemutaran Film Dokumenter Gunung Nagara, yang dilaksanakan di Auditorium Dispusip Garut, Jalan RSU DR. Slamet, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Selasa (11/11/2025).

GOSIPGARUT.ID — Sebuah film dokumenter bertajuk “Gunung Nagara” resmi diputar di Auditorium Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Garut, Selasa (11/11/2025). Film ini menjadi upaya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Garut bersama Dewan Kebudayaan Kabupaten Garut dalam mengungkap dan mengarsipkan jejak sejarah kuno di wilayah selatan Garut.

Kepala Bidang Kebudayaan Disparbud Garut, Wawan Somarwan, menyebut film tersebut menjadi salah satu bentuk nyata pengarsipan budaya yang dilakukan pemerintah daerah.

“Alhamdulillah, berkat kerja sama dengan Dewan Kebudayaan Kabupaten Garut, kita bisa menghasilkan karya dokumenter seperti Gunung Nagara ini,” ujar Wawan.

Menurut dia, Gunung Nagara yang terletak di Desa Depok, Kecamatan Cisompet, menyimpan kekayaan kearifan lokal yang luar biasa — mulai dari tradisi nepus, kesenian rudat, hingga pembuatan perkakas tradisional. Wawan berharap kerja sama ini berlanjut untuk mengangkat situs-situs budaya lain di Garut.

Baca Juga:   SMKN 1 Garut Terima 864 Siswa Baru, Tapi Pendaftar Capai 1.100 Orang

“Kami berkomitmen terus mendukung, termasuk membantu lewat hibah peralatan dan kostum kesenian,” tambahnya.

Sementara itu, Rudy Gunawan, selaku Pembina Dewan Kebudayaan Kabupaten Garut, menuturkan bahwa inisiatif ini merupakan langkah strategis untuk menggali dan mendokumentasikan warisan sejarah Garut yang nyaris terlupakan.

“Gunung Nagara ini bahkan disebut-sebut lebih tua dari masa Prabu Siliwangi, sekitar 600–700 tahun lalu,” ungkap Rudy.

Baca Juga:   Ketua Baznas Aas Kosasih Masuk Struktural Pengurus MUI Garut

Ia menambahkan, penelitian di kawasan tersebut menemukan sejumlah peninggalan menarik, seperti pohon berusia ratusan tahun dan batu nisan bertulisan Arab gundul — indikasi kuat adanya peradaban Islam di masa lampau.

Rudy menegaskan kegiatan ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, yang menekankan pentingnya pelindungan dan pengembangan warisan budaya.

Ketua Dewan Kebudayaan Kabupaten Garut, Irwan Hendarsyah, menilai bahwa potensi sejarah Gunung Nagara bisa menjadi pendorong lahirnya destinasi wisata berbasis budaya di Garut.

“Gunung Nagara memiliki nilai sejarah dan jejak tokoh penting. Kami berharap pemerintah menjadikannya prioritas destinasi berbasis kebudayaan,” kata Irwan.

Baca Juga:   Sejumlah Kecamatan di Garut Terendam Banjir, Warga Cimacan Dievakuasi

Irwan juga mengingatkan pentingnya sinergi lintas lembaga dalam pelestarian budaya daerah.

“Pemerintah wajib mengimplementasikan UU Pemajuan Kebudayaan. Karena budaya yang besar adalah budaya yang menghargai para pendahulunya — Hana nguni hana mangke, tan hana nguni tan hana mangke,” tutupnya penuh makna.

Film dokumenter “Gunung Nagara” pun bukan sekadar tontonan sejarah, melainkan ajakan bagi masyarakat Garut untuk kembali menengok akar peradabannya sendiri — dari lereng-lereng pegunungan hingga nilai-nilai luhur yang diwariskan turun-temurun. ***

Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News, WhatsApp Channel dan Telegram Channel
Konten berbayar berikut adalah iklan platform Recreativ dan MGID. Gosipgarut.id tidak terkait dengan materi konten ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *