GOSIPGARUT.ID — Warga Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, yang tergabung dalam Kelompok Tani Mutiara Ciniti, tidak tertarik menanam kelapa sawit meski ajakan untuk menanam tumbuhan berjenis elaeis dan ordo arecaceae itu datang dari sejumlah pihak.
Para petani ini lebih tertarik menanam pohon kopi, karet, coklat, durian, alpukat, alba, petai, jengkol, dan tanaman palawija lainnya dibandingkan menanam kelapa sawit karena dianggap lebih menguntungkan.
“Petani di sini lebih senang menanam kopi, karet, coklat, albasia, durian, petai, jengkol, dan tanaman palawija lainnya. Karena selain lebih menguntungkan, pemeliharaan tidak sulit dan bibit bisa menyemai sendiri,” ungkap Ketua Kelompok Tani Mutiara Ciniti, Bambang Sau Sugianto, Senin (6/11/2023).
Lebih dari itu, tambah dia, pemeliharaan tanaman-tanaman yang disebutkan tadi cukyp sederhana dan bisa diberi pupuk organik dengan memanfaatkan bahan-bahan atau tanaman yang tersedia di sekitar kebun, sehingga tidak membutuhkan pupuk kimia yang banyak
“Alhamdulillah, sebentar lagi akan panen raya kopi seluas 30 Ha. Untuk jenis kopinya sendiri yaitu jenis kopi robusta dan ryberika, dan kami jual green bean-nya dengan harga Rp55 ribu per kilogram,” jelas Bambang.
Ia mengungkapkan, alasan tidak tertarik menanam kelapa sawit karena tidak memiliki pengetahuan cara menanam tumbuhan itu dan lahan di Desa Sagara rawan kekeringan jika musim kemarau.
“Kami tidak tertarik menanam kelapa sawit karena tidak semua petani memiliki lahan yang luas, tidak memiliki pengetahuan tentang cara menanam kelapa sawit, dan menanam kelapa sawit membutuhkan pengairan yang banyak,” ujar Bambang.