GOSIPGARUT.ID — Orangtua siswa SDN 1 Garumukti Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Garut, mengaku kaget saat mengetahui bahwa anaknya ternyata mendapatkan bantuan Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Program Indonesia Pintar (PIP) karena selama ini mereka tidak pernah diberitahu oleh pihak sekolah akan adanya bantuan tersebut.
Orangtua siswa berinisial ZR (45) yang menghubungi Jurnalis GOSIPGARUT.ID lewat sambungan telepon itu mengakui bahwa dirinya tiba-tiba mendapatkan kartu Simpel (simpanan pelajar) dari pihak sekolah, namun setelah dicetak rekening koran ternyata dana tersebut sudah diambil.
“Kaget saja, tiba-tiba diberikan kartu tabungan tapi nyatanya uangnya sudah diambil padahal belum pernah menerima bantuan sama sekali,” kata dia, Selasa (12/6/2023).
ZR menuturkan, bukan hanya dirinya saja yang kaget, tetapi puluhan orangtua siswa lainnya pun mengaku mengalami hal serupa bahwa mereka tiba-tiba diberikan kartu tabungan namun dananya sudah diambil.
Ia menjelaskan, terungkapnya kasus itu berawal saat kepala SDN 1 Garumukti pindah tempat tugas, di mana kartu itu baru dibagikan dan para orangtua siswa baru tahu bahwa anak-anaknya mendapat dana bantuan KIP/PIP.
“Menurut informasi jumlahnya mencapai 67 orang, namun untuk jumlah pastinya rencananya kita akan berkumpul guna membicarakan masalah ini sekaligus meminta agar pihak sekolah mengganti dana PIP yang diduga diambil. Kalau urusan proses hukum mah kita serahkan saja kepada pihak yang berwajib,” ujar ZR.
Ia menjelaskan juga kalau dana KIP/PIP yang tidak dibagikan kepada siswa itu selama bertahun-tahun.
“Sudah lama, sudah dari tahun 2017. Selama itu masyarakat tidak ada yang berani menanyakan dan pihak sekolah juga tidak ada yang bertanggung jawab memberi tahu bahwa sejumlah siswa mendapatkan dana KIP,” ungkap ZR.
“Kalau orangtua siswa mah atuh da kebanyakan kurang tahu dan kurang faham, ya diam saja. Seharusnya kan pihak sekolah bertanggung jawab memberi tahu orangtua siswa,” sambung dia.
ZR juga menyesalkan tindakan pihak sekolah yang lalai tidak memberikan hak siswa yang memperoleh bantuan KIP bahkan tidak ada guru yang mau bertanggung jawab memberi tahu orangtua siswa sehingga penggelapan itu diduga dilakukan selama bertahun-tahun.
“Kalau digelapkan oleh salah seorang, pasti ada guru lain yang tahu. Herannya, kenapa justru semuanya malah diam dan membiarkan kasus itu terjadi,” tanya dia.
Koordinator Wilayah (Korwil) Pendidikan Kecamatan Pamulihan, Kuswara, saat dikonfirmasi GOSIPGARUT.ID via pesan Watsapp Selasa (12/6/2023) membenarkan adanya kasus tersebut dan mengaku bahwa dirinya sedang melakukan cross check.
Namun Kuswara tidak memberikan keterangan secara rinci serta motif pihak sekolah tidak memberikan dana bantuan itu.
“Ya, benar (adanya kasus dugaan dana KIP/PIP tidak dibagikan pihak sekolah) dan saat ini sedang cross check,” jawabnya singkat. (Ai Karnengsih)