Berita

Banjir yang Rendam Delapan Desa di Pameungpeuk, Camat: Akibat Intensitas Hujan Cukup Tinggi

×

Banjir yang Rendam Delapan Desa di Pameungpeuk, Camat: Akibat Intensitas Hujan Cukup Tinggi

Sebarkan artikel ini
Salah satu lokasi yang terendam banjir bandang di wilayah Garut bagian Selatan, Kamis (22/9/2022) lalu. (Foto: Deni Seftiana)

GOSIPGARUT.ID — Bencana banjir yang merendam delapan desa di Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, pada Kamis (22/9/2022) malam lalu, menurut Camat Tatang Suryana, berbeda dengan tahun 2020. Banjir kali ini terjadi akibat intensitas hujan yang cukup tinggi, di mana hujan terjadi selama dua hari dua malam.

“Maka terjadi luapan air yang sangat besar. Frekuensi waktunya ketika banjir kalau 2020 itu setengah jam, kalau ini setengah jam turun. Naik lagi sampai durasi waktu dua jam,” kata dia, Minggu (25/9/2022).

Tatang menyampaikan, ada beberapa dampak dari bencana banjir dan longsor kali ini adalah beberapa rumah yang terendam, dua diantaranya hanyut terbawa air, kemudian fasilitas umum seperti jembatan juga hancur terbawa air.

Baca Juga:   Kisruh Antara Ustaz Solmed dengan Warga Cisewu yang Berujung Ancaman Saling Lapor ke Polisi

“Lalu selain itu juga, fasilitas umum lainnya seperti irigasi di Cikaracak ini tersendat karena tumpukan material. Lalu area sawah, sudah saya laporkan ke dinas terkait dan ke Pak Kalak, ada beberapa ratus hektar yang tergenang air dan itu pasti puso,” katanya.

Tatang berharap, untuk meminimalisir terjadinya bencana pemerintah daerah dapat melakukan pemulihan melalui reboisasi di kawasan hulu hutan, sehingga fungsi hutan sebagai daerah serapan bisa kembali, dan bencana seperti ini dapat diminimalisir.

“Yang kedua adanya penyodetan sungai karena ada pertemuan dua sungai antara sungai Cikaso dan Cipaleubuh di daerah sekitar Desa Mandalakasih, ini kesananya dangkal ketika air bertemu terlalu banyak akhirnya naik jadi banjir. Jadi itu harus ada penyodetan sungai yang kedua,” lanjutnya.

Baca Juga:   Kapolres Garut dan Bhayangkari Bagikan Takjil Gratis kepada Pengendara dan Warga

Kepala Desa Sirna Bakti, Herdi Hidayat menyampaikan, sebelumnya banjir bandang terjadi sekitar pukul 11 malam, yang mengakibatkan beberapa lokasi salah satunya lahan persawahan milik warga tergenang banjir.

Ia berharap, pemerintah daerah dapat mengupayakan untuk membangun tebing pembatas tanah (TPT) ataupun bronjong untuk melindungi lahan persawahan milik warga.

“Kebetulan di sini ada pintu air, pintu air sungapan kalau di sini istilahnya. Jadi pintu air ini sangat penting bagi masyarakat kami, yang mana pintu air ini mengairi sawah kurang lebih 72 hektare. Ketika terjadi banjir bandang saat ini pintu air tersebut hilang,” ujar Herdi.

Baca Juga:   Jelang Pertandingan Persib Bandung Kontra Persis Solo di GBLA, 1.050 PKL Ditertibkan

Ia mengimbau kepada masyarakat untuk tanggap terhadap bencana, karena masyarakat di desanya sudah sering terkena banjir. Masyarakat, harap Herdi, harus selalu mempersiapkan mitigasi bencana baik itu mengetahui apa yang harus dilakukan ketika terjadi bencana ataupun mengamankan berkas atau dokumen penting yang dimiliki warga. (Yan AS)


Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News, WhatsApp Channel dan Telegram Channel
Konten berbayar berikut adalah iklan platform Recreativ dan MGID. Gosipgarut.id tidak terkait dengan materi konten ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *