GOSIPGARUT.ID — Kepala Desa (Kades) Sukalilah, Kecamatan Sukaremi, Kabupaten Garut, menjadi korban sindiran warganya terkait janji Bupati Rudy Gunawan yang belum diwujudkan ihwal pembangunan Jembatan Pelag yang roboh akibat diterjang banjir bandang beberapa bulan lalu. Bahkan Kades Asep Haris pun sempat mendapat tudingan miring soalah tidak membantu warga untuk menagih janji bupati itu.
Padahal, menurut pengakuan Asep Haris, pihaknya sudah berkali-kali menagih janji Bupati Garut yang akan membangun Jembatan Pelag. Pihaknya pun kerap berkomunikasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (PBD) dan Dinas PUPR Garut perihal pembangunan jembatan tersebut, di mana kedua instansi itu berjanji akan segera melaksanakan pembangunan jembatan yang sangat vital bagi warga Kampung Pelag.
“Secara pribadi saya juga telah meminta tolong ke Pak Wakil Bupati Garut, namun entah kenapa pembangunan jembatan itu tak kunjung dikerjakan,” kata dia, kepada GOSIPGARUT.ID, Jumat (22/4/2022).
“Saking jengkelnya, saya pernah mengeluarkan pernyatan apabila Pemkab Garut tidak ada anggaran untuk pembangunan Jembatan Pelag, asal dibuktikan dengan surat pernyataan, maka saya akan mengambil langkah penyelamatan muka Pemkab di mata warga. Saya bisa saja mengalokasikan dana desa untuk pembangunan jembatan tersebut asal ada kesepakatan dengan BPD dan lembaga desa lainnya,” tambah Asep Haris.
Ia menjelaskan, warga Kampung Pelag, Desa Sukalilah, Kecamatan Sukaresmi beberapa kali mendatangi kantor Desa Sukalilah untuk mempertanyakan janji Bupati Garut terkait bantuan pembangunan Jembatan Pelag yang roboh diterjang banjir bandang pada Sabtu (6/11/2021) itu.
“Kami cukup paham dengan perasaan warga Kampung Pelag yang merasa jadi korban janji manis Bupati Garut. Dampaknya, warga kerap mengkritisi Pemkab Garut dengan tulisan-tulisan di medsos. Namun karena keterbatasan pengetahuan mereka, malah pihak Pemerintah Desa Sukalilah juga tak luput dari sindirannnya,” ucap Asep.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut, Satria Budi, pernah menyampaikan bahwa akibat robohnya Jembatan Pelag itu ada 335 kepala keluarga (KK) terisolasi. Sementara saat berkunjung ke lokasi bencana, Bupati Rudy Gunawan mengaku sangat prihatin dengan terputusnya satu-satunya jembatan penghubung di lokasi tersebut.
Bupati menyatakan, demi lancarnya kembali akses di Kampung Pelag, mau tidak mau harus dilakukan pembangunan jembatan. Pernyataan bupati itu tentu disambut bahagia warga Kampung Pelag.
Namun apa yang terjadi sekarang? Nyatanya, sebagaimana dikatakan salah seorang tokoh masyarakat Kampung Pelag, Ustaz Kuswanda, ucapan bupati itu hanya janji manis belaka. Pasalnya, meski bencana banjir bandang yang merobohkan Jembatan Pelag sudah berlangsung sekitar lima bulan, warga Kampung Pelag hingga kini masih menggunakan jembatan darurat.
“Jembatan Pelag belum juga dibangun. Dengan kondisi begini kami sangat kebingungan, masalahnya ratusan ton hasil pertanian yang siap dikirim ke luar Kampung Pelag tertahan akibat akses jembatan masih terkendala,” tuturnya. (Adam B)