GOSIPGARUT.ID — Gubernur Dedi Mulyadi mengatakan, saat ini Pemerintah Provinsi Jawa Barat tengah melakukan “Taubat Ekologi”, menyikapi rentetan bencana hidrometeorologi yang terjadi di sejumlah wilayah.
Di mana bencana yang terjadi akibat kerusakan alam, disebabkan oleh manusia. Sebab itu Pemprov Jabar, kata dia, melakukan “Taubat Ekologi” membenahi kerusakan yang terjadi.
Seperti alih fungsi lahan di kawasan Puncak dari perkebunan ke pariwisata, yang berimbas banjir hingga ke Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi, serta Kabupaten Karawang dalam satu pekan terakhir.
“Pada puasa ini, kita melakukan ‘Taubat Ekologi’ dalam bahasa saya. Taubat ekologi itu apa? Itu pemerintah segera memperbaiki diri, tata ruang, pola hidup masyarakat untuk tidak lagi merusak sungai,” ujar KDM, sapaan Dedi Mulyadi di Kota Bandung, Selasa 11 Maret 2025.
Sejumlah rencana siap dilakukan, salah satunya pada Jumat pekan ini Pemprov Jabar bakal meneken kerjasama atau MoU dengan Tri Matra, yakni angkatan darat, angkatan laut, dan angkatan udara dalam menjaga mulai dari hulu sungai, daerah aliran sungai, hilir, sampai muara sungai.
“Seluruh ini dirangkaikan menjadi kegiatan pemerintah. Satu, seluruh angkatan bekerjasama menjaga hulu sungai, daerah aliran sungai, muara sungai sampai laut. Udara, akan melakukan pantauan,” ucapnya.
Tidak hanya itu, Pemprov Jabar juga bakal melengkapi infrastruktur seperti radar dan alat pendeteksi kualitas udara.
“Kemudian kita akan paralelkan early warning system. Sistem yang bisa memberikan peringatan dini kepada masyarakat tentang bencana,” kata KDM.
Termasuk pengaturan masa tanam, mengikuti cuaca dengan pemanfaatan teknologi. Di mana harapannya, potensi dan perencanaan dapat berjalan seirama.
“Pemerintah itu sebenarnya sudah punya lembaga yang memasok pengetahuan. Tetapi antara pengetahuan dengan perencanaan anggaran teu nyambung. Ini yang terjadi. Ini yang segera diubah dalam metodologi pendekatan operasional pembangun di Jawa Barat,” pungkasnya. (IK)