GOSIPGARUT.ID — Ratusan Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut turut berpartisipasi dalam Pemecahan Rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) kategori pemakaian sarung tenun terbanyak di Provinsi Jawa Barat.
Kegiatan ini digelar secara serentak pada Jumat (22/11/2024) di berbagai kabupaten/kota, termasuk di Kabupaten Garut yang dipusatkan di GOR Cikuray SOR RAA Adiwijaya, Kecamatan Tarogong Kidul.
ASN yang hadir membentuk formasi huruf “BBI” singkatan dari Bangga Buatan Indonesia, sebagai dukungan terhadap program nasional tersebut. Penjabat (Pj) Bupati Garut, Barnas Adjidin, menyampaikan apresiasi atas inisiatif Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Barat yang menyelenggarakan kegiatan ini.
Barnas menilai kegiatan ini memberikan dampak positif bagi pelestarian dan perkembangan pertenunan, khususnya di Garut. Dengan adanya gerakan seperti ini, para penggiat tenun diharapkan dapat semakin maju dan membanggakan dengan hasil karya mereka.
“Insya Allah dengan ada gerakan ini, penggiat-penggiat tenun bisa melakukan usahanya lebih maju lagi, juga tenun tidak kalah dengan corak-corak lainnya. Mudah-mudahan negara kita bangga dengan karya-karya tenun masyarakatnya,” ujar Barnas.
Barnas juga mengungkapkan minatnya untuk mengadakan kegiatan serupa yang mempromosikan batik garutan. Batik garutan memiliki banyak motif dan kualitas yang baik.
“Tentu ini akan menggugah para UMKM batik dan merasa bahwa mereka juga lebih bangga lagi karena sudah digunakan untuk event-event dan tentu kalau bisa memecahkan rekor Muri. Tentu ini suatu kebanggaan kita juga,” tambahnya.
Di tempat lain, Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, yang memimpin acara serupa di Kabupaten Bogor, menyebutkan bahwa sarung bukan sekadar kain, melainkan simbol filosofi hidup masyarakat Jawa Barat yang sederhana, rapi, dan santun.
Pemakaian sarung, khususnya Sarung Tenun Majalaya, adalah bentuk penghormatan terhadap warisan budaya sekaligus dukungan terhadap program BBI dan BBWI (Bangga Berwisata di Indonesia). Ia juga mengapresiasi kerja keras semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan kegiatan ini.
“Kerja keras dan kebersamaan ini menunjukkan semangat sareundeuk saigeul, sabobot sapihanean, yaitu semangat kebersamaan yang menjadi kunci dalam membangun Jawa Barat menjadi provinsi termaju dan berbudaya,” ucanya.
Sementara itu, Kepala Disperindag ESDM Kabupaten Garut, Ridwan Effendi, menjelaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya bertujuan melestarikan budaya tetapi juga meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha tenun di Jawa Barat.
“Kabupaten Garut memiliki potensi besar di bidang pertenunan, terutama tenun sutra, yang perlu terus didorong dan dikembangkan,” kata dia.
Ridwan Effendi menjelaskan kegiatan ini melibatkan sekira 30 ribu orang lebih se-Jawa Barat yang berpartisipasi, dan di Kabupaten Garut sendiri tidak kurang dari 1.750 ASN baik di lingkup SKPD maupun kecamatan yang ada di lingkungan Pemkab Garut.
“Kabupaten Garut merupakan salah satu kabupaten penghasil tenun yang cukup bagus dan sangat terkenal khususnya tenun sutra dan ini sangat berpotensi untuk terus didorong dan dikembangkan di Kabupaten Garut,” jelasnya.
Terkait keinginan Pj Bupati Garut untuk pemecahan rekor pemakaian batik garutan, Ridwan menyatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan perajin batik setempat agar kegiatan tersebut dapat berjalan lancar.
“Semoga dengan adanya rencana kegiatan ini dapat lebih mendukung dan mendorong bagi para pelaku usaha batik Garutan dan dapat lebih mempromosikan keberadaan Batik Garutan di berbagai wilayah khususnya promosi di tingkat nasional dan juga internasional,” katanya. (MAZ)