GOSIPGARUT.ID — Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Garut nomor urut 02, Syakur Amin dan Putri Karlina, berkomitmen untuk menciptakan lingkungan pemerintahan yang bersih dari praktik korupsi dan pungutan liar (pungli) ketika terpilih nanti.
Komitmen ini disampaikan Putri Karlina saat menanggapi keluhan warga Desa Sirnagalih, Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut, yang mengaku kesulitan dalam proses pembuatan KTP yang berbelit-belit.
Nani (52), seorang warga setempat, mengungkapkan pengalamannya saat mengurus KTP untuk keperluan data anak masuk sekolah.
“Prosedurnya berbelit-belit dan lama. Waktu itu, saya buru-buru karena buat kelengkapan data anak masuk sekolah. Tapi, tetap saja harus bayar mahal, padahal gratis. Bagaimana kalau ibu jadi wakil bupati nanti,” ujarnya, yang mencurahkan perasaan kesalnya kepada Putri.
Menanggapi keluhan tersebut, Putri mengungkapkan bahwa selama kampanye, ia banyak menerima pengaduan serupa terkait buruknya pelayanan publik dan adanya pungutan liar. Bahkan, Putri menceritakan tentang keluhan dari pengusaha konstruksi yang dihadapkan pada pemotongan proyek.
“Para pemborong mengaku harus setor ‘upeti’ sebesar 10-15 persen dari nilai proyek pembangunan yang dikerjakan,” jelas Putri.
Putri menegaskan komitmennya untuk memberantas praktik pungli dan korupsi yang kerap meresahkan masyarakat.
“Keluhan pungli dan pemotongan dana bantuan seperti ini banyak sampai ke saya juga. Di bawah Pak Syakur dan Teh Putri, kita berkomitmen untuk memberantas itu,” kata Putri disambut tepuk tangan meriah dari warga yang hadir.
Jika terpilih sebagai Wakil Bupati Garut pada Pilkada 2024, Putri berjanji untuk memberantas praktik kotor tersebut.
“Pokoknya nanti yang seperti itu harus diberantas. Caranya bagaimana, itu rahasia. Lihat saja. Kalau masih ada yang ‘bermain’, laporkan ke saya,” tegasnya.
Selain memberantas pungli dan korupsi, Putri juga berkomitmen untuk menjalankan program-program yang berpihak pada kepentingan masyarakat kecil. Salah satunya adalah efisiensi anggaran dan pengurangan proyek-proyek besar yang tidak memberikan dampak langsung pada peningkatan ekonomi masyarakat.
“Buat apa membangun fasilitas dan gedung yang mewah, tapi hanya digunakan sesekali saja. Lebih baik digunakan untuk membangun fasilitas umum di desa. Apalagi di pedesaan banyak masyarakat yang kesulitan ekonomi. Angka kemiskinan tinggi dan pengangguran di mana-mana,” ujar Putri.
“Bukan tidak boleh membangun, tapi kebutuhan masyarakat harus diutamakan,” tambahnya.
Pasangan Syakur Amin dan Putri Karlina merupakan salah satu dari dua pasangan calon yang akan bertarung dalam Pilkada Garut 2024. Mereka akan berhadapan dengan pasangan calon nomor urut 01, Helmi Budiman dan Yudi Nugraha. ***