GOSIPGARUT.ID — Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Aah Anwar Saefulloh, mengatakan, telah mengidentifikasi daerah-daerah yang terkena dampak kekeringan. Saat ini, ada 19 kecamatan dalam status siaga bencana kekeringan dan 10 kecamatan dalam kondisi tanggap darurat bencana kekeringan.
Ia menerangkan, pihaknya melakukan dua langkah penanganan di antaranya pendistribusian air bersih ke tempat-tempat yang mengalami dampak kekeringan, serta membangun infrastruktur penyediaan air bersih melalui kerja sama dengan TNI Polri.
Aah menambahkan, masa tanggap darurat bencana kekeringan di Kabupaten Garut ini adalah selama 14 hari.
“Dan kita melihat perkembangan sampai tanggal 10, karena tanggal 10 ini adalah akhir dari tanggap darurat 10 September, sehingga apa mau dilanjut atau diperpanjang atau cukup selesai di tanggal 10,” ujarnya, Kamis (7/9/2023).
Aah mengimbau kepada masyarakat untuk memanfaatkan air bersih secara efektif, mengingat pihaknya memiliki kesulitan dalam melaksanakan suplai air yang jaraknya cukup jauh, selain itu ketersediaan air bersih juga tidak bisa memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kondisi normal, sehingga warga diharapkan dapat memanfaatkan air bersih dengan sebaik-baiknya.
“Namun demikian kita tetap berusaha untuk mengirimkan sehingga masyarakat jangan panik, tentu (jika) ada hal-hal yang berkaitan (kekeringan), diserahkan laporan kepada call center 117, ya. Sehingga nanti kita bisa segera mengantisipasi (dengan unit) reaksi cepat,” pungkasnya. ***