GOSIPGARUT.ID — Lahan pertanian di Desa Selaawi, Kecamatan Talegong, Kabupaten Garut, tampaknya sangat cocok untuk ditanami ketimun selain tanaman hortikultura lainnya. Pasalnya, sejak dulu banyak petani di daerah ini yang menanam ketimun dan selalu ketiban untung. Salah satunya dialami oleh Wahyu.
Pria berusia 60 tahun ini mengaku bisa memanen ketimun sampai 7 ton dalam semusim (selama tiga bulan). Jika hasil panen tersebut ia jual seharga Rp3 ribu per kilogram, maka dalam semusim Wahyu bisa mendapat penghasilan senilai Rp21 juta. “Hasil panen sebanyak itu saya dapatkan dari lahan seluas 0,5 hektare,” ujarnya, Senin (19/9/2022).
Wahyu menuturkan, selain menanam sendiri ia pun bisa mendapatkan ketimun dari petani lainnya dengan cara membeli dengan harga Rp2 ribu per kilogram. Setelah dikumpulkan dengan dikemas dalam karung, buah ketimun itu didistribusikan ke pasar-pasar di luar Kecamatan Talegong bahkan Kabupaten Garut.

“Yang paling banyak dikirim ke Pasar Caringin Bandung, di sana saya menjual ketimun ini dalam kisaran Rp3 sampa Rp4 ribu per kilogram,” katanya.
Wahyu mengaku sudah lama menjadi petani sekaligus bandar ketimun. Ia juga mengaku hampir tiap tahun bercocok tanam tanaman kelompok sayuran ini. Dalam setahun ia bisa tiga kali menanam ketimun, dan lahan paling luas yang selalu dipakai untuk bercocok tanam oleh Wahyu terletak di Kampung Panyeredan, Desa Selaawi.
“Lahan pertanian di Kampung Panyeredan, rasanya paling subur. Selain ketimun, banyak petani di lahan ini juga menanam tanaman hortikultura lainnya, separti yang saya lakukan yaitu menanam cabai kriting,” pungkas dia. ***
Comment