GOSIPGARUT.ID — Yayasan Tangtudibuana yang selama ini bergerak dalam upaya pelestarian lingkungan hidup, terus melakukan kampanye penyelamatan Sungai Cimanuk.
Setelah menggagas ekspedisi Cimanuk yang akan dilanjutkan setelah bulan Ramadan, yayasan yang beralamat di Jalan Patriot, Kelurahan Sukagalih, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, tersebut kembali menggagas gerakan Arung Peduli Cimanuk.
Gerakan Arung Peduli Cimanuk sendiri, merupakan sarana mengenalkan Sungai Cimanuk beserta kondisinya, terutama Sungai Cimanuk yang melintasi kawasan Kota Garut kepada para siswa setingkat SMA/SMK dengan cara mengajak mereka ikut melakukan arung jeram.
“Ini bagian dari program sosialisasi tentang pentingnya menjaga kelestarian sungai,” jelas Usep Ebit Mulyana, Direktur Yayasan Tangtudibuana, usai membuka acara Arung Peduli edisi pertama yang diikuti oleh siswa dari SMAN 6 Garut dan SMA Qurrota Ayun Samarang, Rabu (27/02/2025) sore.
Dalam kegiatan arung peduli ini, para siswa diajak mengarungi sungai Cimanuk mulai dari muara Sungai Cikamiri yang ada di Sukapadang hingga berakhir di jembatan Copong, sebelum bendungan Copong dengan lama pengarungan lebih dari satu jam.
“Kita siapkan empat perahu lengkap dengan peralatan keselamatannya dan skipper (pengendali) yang telah berpengalaman jadi aman buat anak-anak pemula,” katanya.
Ebit berharap, kegiatan ini bisa menimbulkan kepedulian anak-anak muda untuk ikut melestarikan lingkungan, khususnya Sungai Cimanuk dan mau menjaga agar Sungai Cimanuk tidak lagi dijadikan tempat pembuangan sampah oleh masyarakat.
“Kita berharap mereka jadi duta yang bisa ikut mengkampanyekan pentingnya menjaga kebersihan sungai,” ujarnya.
Selain soal sampah di sungai, para peserta Arung Peduli — menurut Ebit, juga diajak berdiskusi soal pentingnya menjaga kelestarian sungai dari hulu hingga hilir.
Pelestarian di hulu, jelas dia, dilakukan dengan menjaga hutan-hutan yang menjadi serapan mata air yang mengalir ke Sungai Cimanuk di kawasan tengah, pentingnya menjaga sempadan sungai dari berbagai bentuk pencemaran dan pemanfaatan yang tidak sesuai.
Bagi para siswa yang mau mengikuti kegiatan Arung Peduli, menurut Ebit, bisa langsung mendatangi sekretariat Yayasan Tangtudibuana agar bisa dilakukan penjadwalan kegiatan, karena dalam satu hari biasanya hanya dilakukan satu kali pengarungan mengingat anggaran yang terbatas.
“Rencananya setiap hari kita hanya melakukan satu kali pengarungan, kalau di bulan Ramadan mungkin siang sampai sore kegiatannya sambil ngabuburit,” terangnya.
Untuk lebih memudahkan koordinasi, kata Ebit, siswa yang hendak mengikuti kegiatan Arung Peduli sebaiknya terhimpun di organisasi yang ada di sekolah baik itu OSIS atau pun organisasi lainnya. Hal ini penting agar koordinasinya lebih mudah mengingat kapasitas perahu yang terbatas. ***