GOSIPGARUT.ID — Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Samuderajaya, Kecamatan Caringin, Kabupaten Garut, membangun pabrik es dan cold storage yang merupakan bantuan dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PT PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Barat untuk mendukung sektor perikanan di wilayah Garut bagian selatan.
Ketua Bumdes Motekar, Joice Artas, menyampaikan bahwa Bumdes Motekar didirikan untuk mengelola usaha dan potensi desa. Ia mengungkapkan, bahwa Desa Samuderajaya juga merupakan bagian desa pesisir di wilayah Garut bagian selatan yang memiliki potensi perikanan tangkap yang besar.
Joice menjelaskan bahwa sebelumnya Desa Samuderajaya belum memiliki fasilitas pendukung bagi nelayan. Dengan adanya bantuan itu, kini desa memiliki pabrik es berkapasitas produksi 6 ton per hari dan cold storage dengan daya tampung 3-4 ton.
“(Kami) akan menyediakan kebutuhan es nelayan dengan harga yang terjangkau, kemudian kami juga sudah menjual dengan harga yang lebih murah dari segi harga, sehingga hal tersebut menjadi manfaat langsung dan dinikmati oleh para nelayan,” kata Joice.
General Manager PT PLN UID Jawa Barat, Agung Murdifi, menambahkan bahwa dirinya mendapatkan informasi bahwa sebelum berdirinya pabrik es dan cold storage nelayan membeli es seharga Rp50 ribu dari luar kota, kini mereka bisa mendapatkan harga 50% lebih murah.
Ia menambahkan, pembangunan fasilitas ini menelan biaya sekitar Rp1 miliar. Ke depan, ia berharap kapasitas cold storage yang saat ini 2 ton per hari dapat terus berkembang.
“Harapannya dua tahun lagi saya jalan-jalan ke sini BUMDES Motekar itu cold storagenya sudah 4 ton, sudah 6 ton, tentunya bisa lebih berkembang lagi,” ucap Agung.
Pada Kamis (30/1/2025) kemarin, pabrik es dan cold storage diresmikan Penjabat Bupati Garut, Barnas Adjidin.
Dalam kesempatan tersebut Barnas mengapresiasi kepedulian PT PLN UID Jawa Barat terhadap masyarakat pesisir Garut. Menurutnya, pabrik es ini menjadi kebutuhan vital bagi nelayan agar hasil tangkapan tetap segar.
“Yang tadinya (membeli es) 50 ribu, kita beli dari kota lain sekarang itu hanya 25 ribu. Nah tentu ada cost yang berkurang untuk produksi ikan, dan ini sangat membanggakan bagi masyarakat,” ujar Barnas.
Ia juga berpesan kepada Bumdes Motekar, selaku pengelola fasilitas tersebut, agar menjaga dan mengelola bantuan ini dengan baik agar manfaatnya bisa dirasakan dalam jangka panjang. (Nindi N)