GOSIPGARUT.ID — Pengrajin gula semut di Desa Mekarsari, Kecamatan Mekarmukti, Kabupaten Garut, terpaksa menghentikan produksinya akibat terus merugi.
Kerugian para pengrajin gula semut itu diakibatkan harga jual gula semut tidak bisa menutupi biaya produksi sehingga para petani lebih memilih membuat gula aren biasa (gula gandu).
Menurut Kepala Desa Mekarsari, Solih Nurjamil, gula semut produksi pengrajin di daerahnya sudah dikenal luas. Sayangnya kini terhenti akibat pengrajin tidak mau terus merugi.
“Kalau membuat gula semut berbeda dengan membuat gula aren biasa, ada tambahan biaya produksi lagi sehingga jika harga jualnya sama dengan harga gula aren para pengrajin rugi,” papar dia, belum lama ini.
Solihin menambahkan, para pengrajin gula semut bisa terus memproduksi gula semut asal harga jual sesuai.
“Bisa saja para pengrajin gula itu terus memproduksi gula semut asal harga jual sesuai dan sudah jelas pemasarannya kemana dan tentunya pengemasan yang menarik,” jelasnya.
Saat ini, tutur Solihin, di Desa Mekarsari ada sekira 200 orang pengrajin gula aren.Setiap minggu mereka bisa memproduksi lebih dari satu ton gula aren.
“Kalau memproduksi gula aren sudah menjadi mata pencaharian pokok masyarakat Desa Mekarsari karena setiap hari mereka bisa memproduksi gula aren, berbeda dengan bercocok tanam yang tergantung musim,” ungkapnya.
Solihin menyebutkan, memproduksi gula aren menjadi salah satu sumber penghasilan masyarakat selain menjual hasil pertanian yang lain.
“Harga gula aren berkisar antara Rp14 ribu hingga Rp16 ribu per kilonya itu harga dari pengrajin ke bandar yang menampung gula aren,” pungkasnya. (Ai Karnengsih)