GOSIPGARUT.ID — Alat peringatan dini atau “early warning system” (EWS) bencana tsunami di sepanjang pantai selatan Garut dilaporkan tidak berfungsi. Untuk itu, sebagai alternatif pengganti EWS yang rusak, warga di sepanjang pantai selatan Garut diimbau untuk memanfaatkan alat kentungan.
“Setiap desa atau kampung-kampung yang hasil kajian akan terdampak untuk membuat kentungan sebagai alat memberitahukan adanya bahaya,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Tubagus Agus Sofyan.
Ia mengatakan, alasan memanfaatkan kentungan karena bisa dijadikan suara peringatan bagi masyarakat di perkampungan, terutama yang tinggal di pesisir pantai selatan Garut agar secepatnya menyelamatkan diri dari ancaman tsunami.
Sementara alat canggih untuk memberi tahu akan adanya bahaya tsunami, kata Tubagus, kondisinya sudah rusak, bahkan beberapa komponennya ada yang mencuri sehingga tidak berfungsi.
“Sebenarnya kalau ada alat EWS itu lebih mudah, kita tinggal pencet tombol maka sirine peringatan tsunami akan bunyi untuk mengingatkan warga,” ujar dia.
Tubagus menyampaikan, BPBD Garut terus melakukan upaya meminimalisasi tingkat risiko dari bahaya bencana alam di Garut, termasuk ancaman potensi bencana gempa dan tsunami di laut selatan Jawa.
Upaya yang sudah dilakukan BPBD, kata dia, melakukan sosialisasi seperti memberi pemahaman tentang tindakan yang tepat untuk memberitahukan warga akan adanya bencana dengan memanfaatkan kentungan atau pengeras suara di masjid.
“Pengeras suara di masjid mungkin bisa digunakan untuk memberitahukan warga, itu juga kalau listriknya tidak mati,” kata Tubagus.
Ia mengatakan, BPBD Garut bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sudah melakukan kegiatan tentang kesiapan menghadapi bencana tsunami.
Kegiatan untuk meminimalisasi risiko bencana itu, kata Tubagus, penting dilakukan karena Garut terdapat pantai yang memiliki potensi bencana alam cukup tinggi seperti tsunami. (ROL)