BeritaHeadline

DPR Temukan Alih Fungsi Lahan Penyebab Banjir Bandang di Karangtengah dan Sukawening

×

DPR Temukan Alih Fungsi Lahan Penyebab Banjir Bandang di Karangtengah dan Sukawening

Sebarkan artikel ini
Wakil Ketua Komisi IV DPR, Dedi Mulyadi, saat melakukan peninjauan ke Desa Cinta, Kecamatan Karangtengah, Sabtu (11/12/2021). (Foto: Istimewa)

GOSIPGARUT.ID — Wakil Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dedi Mulyadi, melakukan peninjauan ke Desa Cinta, Kecamatan Karangtengah, Sabtu (11/12/2021), untuk mencari tahu penyebab bencana banjir bandang yang menerjang Kecamatan Karangtengah dan Sukawening, Kabupaten Garut, dua pekan lalu.

Menurut Dedi, terdapat alih fungsi lahan di bagian atas wilayah tersebut. Alih fungsi lahan itu dinilai salah satu penyebab terjadinya banjir bandang. “Saya tadi hujan-hujanan langsung sampai puncak, itu terjadi pembukaan lahan di areal bukit,” kata dia di Garut, Sabtu (11/12/2021).

Menurut Dedi, di lokasi itu terdapat banyak akar dan batang pohon yang berserakan. Ketika terjadi hujan, akar dan batang pohon itu terbawa arus ke sungai. Selain itu, terjadi juga tanah longsor di perbukitan. “Itu akhirnya menutup daerah aliran sungai, termasuk di jembatan. Jadi mentok. Maka air meluap ke atas,” ujarnya.

Baca Juga:   Satu Lagi ODP Covid-19 Meninggal Dunia, Laki-laki 17 Tahun dari Banjarwangi

Dedi memastikan, terdapat alih fungsi lahan di wilayah itu. Namun, ia belum bisa menentukan luasan lahan yang beralih fungsi.

Ia meminta Direktorat Penegakan Hukum (Gakkum) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk memproses alih fungsi lahan tersebut. Dengan begitu, akan ada efek jera, sehingga bencana banjir bandang tak terjadi di kemudian hari. “Siapapun yang melanggar harus ada sanksi yang diberikan,” kata Dedi.

Baca Juga:   Pasien Pertama Covid-19 di Garut, Sempat Dinyatakan Sembuh Tapi Positif Lagi

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut diminta untuk mengidentifikasi jumlah petani di wilayah itu. Para petani tersebut harus diberi subsidi untuk tidak bertani di daerah rawan longsor.

Dedi menyarankan, pemerintah dapat memberikan subsidi dalam bentuk gerakan reboisasi. “Jadi buat program penanaman pohon di area daerah aliran sungai dan rawan longsor. Masyarakat diupah untuk menanam dan mengurus sampai besar. Kalau sudah besar, baru dilepas,” kata dia.

Baca Juga:   Jumlah Penumpang Bus di Garut pada Lebaran Tahun Ini Meningkat

Sebelumnya, banjir bandang menerjang Kecamatan Sukawening dan Karangtengah, Kabupaten Garut, pada Sabtu (27/11/2021). Tak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Namun, ratusan rumah warga terdampak, sebagian bahkan terbawa hanyut aliran air. Tak hanya rumah, fasilitas umum, sawah, dan sejumlah kendaraan juga mengalami kerusakan. (ROL)


Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News, WhatsApp Channel dan Telegram Channel
Konten berbayar berikut adalah iklan platform Recreativ, Mixadvert, dan MGID. Gosipgarut.id tidak terkait dengan materi konten ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *