GOSIPGARUT.ID — Rencana pembangunan jalan tol Bandung – Garut – Tasikmalaya terus menuai dukungan dari berbagai pihak. Kali ini dukungan positif datang dari Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut.
Melalui siaran persnya yang diterima GOSIPGARUT.ID Sabtu (9/11/2019), Ketua PGRI Kecamatan Banyuresmi, Ma’mun Gunawan menyatakan gembira dengan dibangunnya jalan tol yang akan dimulai pada tahun 2020 itu. Apalagi setelah diketahui satu dari dua exit tol yang akan dibangun terdapat di Kecamatan Banyuresmi.
“Menurut informasi bahwa dua exit tol tersebut akan dibangun di Kecamatan Banyuresmi dan Cilawu. Dengan begitu, tentunya kami sangat gembira dan mendukung penuh,” kata dia.
Ma’mun menjelaskan, adanya exit tol di Kecamatan Banyuresmi akan berdampak signifikan terhadap pertumbuhan perekonomian masyarakat Banyuresmi khususnya. Apalagi Gubernur Jawa Barat telah serius akan mengembangkan kawasan wisata Situ Bagendit sebagai wisata modern.
“Insha Allah pembangunan Banyuresmi akan terdorong menjadi maju terutama aspek perekonomian. Produk-produk ekonomi kreatif yang berbasis kearifan lokal masyarakat akan menjadi entitas dan cluster baru perekonomian Garut,” ujarnya.
Namun begitu, Ma’mun mengingatkan kepada pemerintah agar dalam menyusun perencanaan jalur jalan tol memperhatikan keberlangsungan lembaga pendidikan di Kabupaten Garut.
“Kami tentu tidak berharap ada sekolah atau pondok pesantren yang tergusur akibat jalur lintasan tol Bandung – Tasikmalaya. Karenanya pihak kementerian PUPR, Jasamarga, dan BAPPEDA untuk memperhatikan betul keberlangsungan dan keberadaan lembaga pendidikan baik formal maupun non formal, agar tidak menjadi korban dari pembangunan jalan tol,” tegas dia.
Ma’mun melanjutkan, lembaga pendidikan juga harus mendapatkan manfaat dari pembangunan jalan tol. Minimal dengan adanya dua exit tol di Banyuresmi dan Cilawu, akan memajukan pendidikan. Salah satunya pondok pesantren karena mudahnya akses transportasi. (*/Fj)