GOSIPGARUT.ID — Penyanyi wanita asal Garut Selatan, yakni Firda Marsya Kurnia, atau yang sering disapa Marsya, masuk dalam daftar 100 Wanita Inspiratif dan Berpengaruh di Seluruh Dunia 2024 yang dirilis media terbesar di Inggris, BBC.
Marsya merupakan satu-satunya tokoh perempuan Indonesia yang masuk dalam daftar tersebut. Marsya sendiri merupakan personel dari band metal Voice of Baceprot (VoB), band yang beranggotakan tiga wanita berhijab.
Saat mengetahui dirinya masuk dalam daftar 100 Wanita Inspiratif dan Berpengaruh di Seluruh Dunia, Marsya mengaku terkejut dan bangga, apa yang selama ini dia suarakan melalui VoB dapat diterima publik.
“Sebenarnya aku sudah dikasih tahu dari tiga bulan lalu, tapi sampai hari di mana kabar ini diumumkan ke publik, aku sama kagetnya dengan teman-teman yang belum tahu, karena ternyata langsung rame,” kata Marsya.
“Tentunya senang dan bangga sekali mengetahui apa yang aku suarakan lewat VoB punya kesempatan didengar oleh banyak orang, gak cuma di Indonesia dan mendapat apresiasi yang luar biasa,” sambungnya.
Band asal Garut ini beranggotakan Firda Marsya Kurnia (Vokal dan gitar), Widi Rahmawati (bass), dan Euis Siti Aisyah (drum). Melalui karya-karyanya, mereka sering menyuarakan tentang rasa frustasi terhadap patriarki.
“Walaupun tetep ada nervous (dan merasa sedikit beban), tapi aku berharap ini bisa jadi permulaan yang bagus buat ngebuka kesempatan perempuan-perempuan lain, terutama kawan-kawan musisi menuju kesempatan yang lebih besar di masa depan,” tambah Marsya.
Selain nama Marsya, ada pula sederet nama wanita lain yang masuk dalam daftar 100 Wanita Inspiratif dan Berpengaruh di Seluruh Dunia 2024, diantaranya; astronot yang terdampar Sunita Williams, korban pemerkosaan Gisèle Pelicot, aktris Sharon Stone, atlet Olimpiade Rebeca Andrade dan Allyson Felix, dan masih banyak lagi.
Nama Marsya terpilih sebagai musisi heavy metal berhijab yang dianggap mampu mendobrak stigma yang ada selama ini. Marsya terlihat nyaman, sebagai vokalis dan gitaris di band heavy metal berhijab VoB, yang semuanya perempuan.
Bernyanyi dalam bahasa Inggris dan Sunda, salah satu bahasa yang paling banyak digunakan di Indonesia, lirik ketiganya mengungkapkan rasa frustrasi mereka terhadap patriarki.
Meski sempat ada penolakan dari kelompok Muslim konservatif, yang tidak memberikan respons yang baik ketika band ini merambah ke musik heavy metal. Namun band ini telah berkembang pesat sejak didirikan 10 tahun lalu di sebuah sekolah yang ada di sebuah kecamatan di Garut Selatan, Jawa Barat.
Sebagai bukti, tahun ini mereka tampil di Glastonbury, band Indonesia pertama dalam 54 tahun sejarah festival musik tersebut. ***