GOSIPGARUT.ID — Sebesar 99,8 persen angka anak mengalami stunting di Kabupaten Garut akibat faktor kemiskinan. Di kabupaten ini, banyak keluarga tidak mampu membiayai pola hidup sehat yang berujung anak-anak mengalami stunting.
“Maka dari itu, permasalahan stunting sangat erat kaitannya dengan masalah kemiskinan,” kata Bupati Rudy Gunawan. Saat ini, persentase kemiskinan penduduk di Kabupaten Garut sendiri berada di angka sepuluh persen. Terjadi kenaikan angka kemiskinan dibandingkan tahun sebelumnya.
Menurut Rudy, hal itu terjadi karena pandemi Covid-19. Padahal sebelumnya pada 2019, kemiskinan di Garut berada pada angka delapan persen, dengan target angka tersebut terus menurun hingga angka enam persen pada 2023.
Karena itu, Rudy menyatakan target angka kemiskinan Garut pada 2023 dari semula enam persen pun diubah menjadi delapan persen.
Rudy menuturkan, adanya pandemi Covid-19 dan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berdampak signifikan terhadap laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Garut. Bahkan hasil pertanian Kabupaten Garut gagal dikirim keluar wilayah Garut sehingga pertumbuhan ekonomi menjadi minus dan melambat.
Angka kemiskinan di Garut pun jauh meningkat. Meskipun sebanyak 1.200.000 jiwa penduduk Kabupaten Garut mendapatkan jaring pengaman sosial dari pemerintah pusat, gubernur, dan Pemkab Garut.
“Nah, tentu ini menjadi persoalan yang sangat serius mengenai angka kemiskinan yang terus meningkat. Tapi saya mau menekan dan menurunkan kembali. Mudah-mudahan di tahun depan, angka kemiskinan kita sudah di angka delapan persen kembali,” ujar Rudy.