Alumni MTs An-Nashr yang sempat menerima pengajaran PKRS, Anisa, mengungkapkan bahwa pada awalnya dirinya meragukan terhadap pelajaran PKRS yang diajarkan di sekolahnya. Pada awal pertama kali dikenalkan, hal-hal yang berkaitan dengan reproduksi dan seksualitas merupakan hal yang sangat tabu bagi dirinya.
Anisa mengakui bahwa program ini telah membantunya memahami pentingnya menjaga diri dan mengelola emosi.
“Ternyata setelah saya terjun ke dunia PKRS, setelah saya belajar PKRS ini ternyata PKRS itu justru mengajarkan kita tentang bagaimana cara kita untuk menjaga diri, bagaimana cara kita untuk mengelola emosi, dan bagaimana cara kita untuk berhubungan dengan orang lain,” ucapnya.
Anisa merasakan banyak manfaat dengan adanya pembelajaran PKRS. Ia menyarankan agar program tersebut diajarkan kepada seluruh siswa, karena pengajaran terkait dengan PKRS ini betul-betul dibutuhkan oleh para anak-anak hingga remaja di sekolah.
“Saya bisa mengerti tentang diri saya sendiri dan tentang orang lain. Dan yang pada awalnya saya merasa tabu belajar tentang diri saya sendiri, saya akhirnya merasa bahwa ini itu tidak tabu tapi justru harus dipelajari oleh kita sendiri untuk belajar bagaimana cara menjaga diri kita sendiri,” tandasnya.
Pemkab Garut mendorong terus dalam mengimplementasikan PKRS
Dipilihnya Kabupaten Garut sebagai linking and learning para delegasi mendapat sambutan positif dari Sekda Kabupaten Garut, Nurdin Yana. Ia menyampaikan rasa terima kasihnya atas apresiasi yang diberikan kepada Kabupaten Garut.